Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpera: Soal Rumah Murah, Masyarakat Jangan Khawatir!

Kompas.com - 14/05/2013, 16:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gairah kegiatan investasi di bidang properti Indonesia bak uang logam. Di satu sisi, kegiatan investasi memicu pertumbuhan properti, sedangkan di sisi lain, kegiatan investasi menyebabkan lonjakan harga rumah di Tanah Air.

Beberapa pihak bahkan menyebutkan, hal ini mampu memperlebar jurang pemenuhan kebutuhan papan antara masyarakat berpenghasilan atas dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Meski berisiko, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Sri Hartoyo mengatakan bahwa MBR seharusnya tidak perlu khawatir dengan kegiatan investasi tersebut. Hingga saat ini, lanjut dia, pemenuhan kebutuhan rumah bagi MBR masih menjadi tanggung jawab dan tujuan utama pemerintah.

"Itu kan pembeli yang mempunyai kemampuan. Kalau MBR tetap mencari rumah murah. Kalau ada orang yang memang bertujuan berinvestasi, harga tidak masalah bagi mereka karena mereka justru mencari gain. Kalau ingin berinvestasi, mereka kan punya uang," ujar Sri ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (14/5/2013).

"Sementara rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah tersedia, tetapi lokasinya di pinggir kota. Kalau dilihat, rencana suplai rumah murah sendiri sebenarnya cukup. Untuk 2013 ini rencananya akan tersedia 200.000 rumah murah. Ada yang sudah jadi, tetapi ada juga yang masih proses," lanjutnya.

Hingga saat ini, Sri menuturkan, penyediaan rumah sejahtera tapak yang difasilitasi dengan skema KPR FLPP mencapai 24.843 unit di seluruh Indonesia. Dana FLPP yang terserap untuk skema itu berjumlah Rp 1,248 triliun. Sri mengatakan, antara kegiatan investasi dan pemenuhan kebutuhan rumah bagi MBR adalah kasus berbeda.

"Beda kasus. Pemerintah konsentrasinya untuk MBR. Kalau rumah untuk tujuan investasi itu, urusan mereka yang berinvestasi. Tapi sebenarnya ini juga kurang baik. Investasi bisa mengatrol, memengaruhi harga rumah. Semakin banyak orang menggunakan rumah untuk berinvestasi, mereka semakin berlomba untuk mencari nilai tambah," ujarnya. 

Menurut Sri, sebetulnya justru bukan MBR yang seharusnya khawatir dengan keadaan ini. Dia mengatakan, orang-orang dengan penghasilan transisi itulah yang merasakan langsung efek ramainya investasi. Penghasilan transisi dimaksud di sini adalah penghasilan di atas penghasilan maksimum MBR sebesar Rp 3,5 juta sebagai syarat mengikuti skema FLPP (Baca: Mau Rumah Murah? Cek Dulu Syaratnya!). 

"Ya, hal ini dapat menekan orang-orang dengan penghasilan transisi, seharusnya memang dikendalikan," ujarnya.

Sayangnya, Sri juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah belum punya strategi pengendalian investasi. Yang ada adalah penetapan aturan properti dengan luas di atas 70 meter persegi dikenakan uang muka 30 persen, serta penggiatan pelaksanaan hunian berimbang.

Baca juga: Harga Rumah Tak Terkejar, Kesenjangan Makin Melebar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejak Prabowo Dilantik, KPR Subsidi Disalurkan bagi 111.193 Rumah

Sejak Prabowo Dilantik, KPR Subsidi Disalurkan bagi 111.193 Rumah

Berita
[POPULER PROPERTI] Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

[POPULER PROPERTI] Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Daftar Rumah Subsidi Terjangkau di Kabupaten Trenggalek

Daftar Rumah Subsidi Terjangkau di Kabupaten Trenggalek

Perumahan
Dapat Perintah Prabowo, Kementerian PU Usahakan Diskon Tarif Tol Lebaran

Dapat Perintah Prabowo, Kementerian PU Usahakan Diskon Tarif Tol Lebaran

Berita
112 Rumah Rp 400 Jutaan di Kawarang Terjual dalam Sehari

112 Rumah Rp 400 Jutaan di Kawarang Terjual dalam Sehari

Perumahan
Jombang: Solusi Rumah Subsidi dengan Harga Terjangkau

Jombang: Solusi Rumah Subsidi dengan Harga Terjangkau

Perumahan
Panjang Jalan Nasional 2025 Tak Bertambah akibat Efisiensi Anggaran

Panjang Jalan Nasional 2025 Tak Bertambah akibat Efisiensi Anggaran

Berita
Anda Mencari Rumah Subsidi? Tengoklah Sampang, Harga Rp 151 Juta

Anda Mencari Rumah Subsidi? Tengoklah Sampang, Harga Rp 151 Juta

Perumahan
MLFF Tak Kunjung Terlaksana, Kementerian PU Fokus Bereskan Tata Kelola

MLFF Tak Kunjung Terlaksana, Kementerian PU Fokus Bereskan Tata Kelola

Berita
Ditantang Pengembang Segera Lakukan Audit, Ara Andalkan BPK

Ditantang Pengembang Segera Lakukan Audit, Ara Andalkan BPK

Berita
Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Hunian
Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Hunian
Lampaui Target, 'Marketing Sales' Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Lampaui Target, "Marketing Sales" Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Berita
Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau