JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi V DPR RI menggelar fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konsrtuksi (LPJK) di Gedung DPR RI, Selasa (1/12/2020).
Salah seorang peserta, Arie Setiadi Moerwanto, dalam paparannya mengatakan, saat ini masih terdapat penyedia jasa konstruksi yang belum bisa menjangkau teknologi 4.0.
Fakta ini menyebabkan ketidakseimbangan persaingan di antara para penyedia jasa konstruksi yang beroperasi di Indonesia.
"Supaya tercipta kompetisi yang fair, semua penyedia jasa konstruksi mesti melakukan penyesuaian dalam menggunakan teknologi tersebut," kata Arie.
Arie yang juga Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) periode 2016-2018 ini menjamin, jika terpilih menjadi pengurus LPJK, dia akan membuat satu sistem berbasis teknologi 4.0.
Baca juga: Indonesia Kekurangan Spesialis Konstruksi, Mantan Dirjen Bina Marga Turun Gunung
Tujuannya, untuk mendorong agar penyedia jasa konstruksi terbiasa dengan sistem teknologi 4.0.
"Jadi kita harus buat satu sistem sehingga semuanya bisa belajar ke sana, karena kalau tidak, jarak antara yang bisa memanfaatkan teknologi dan tidak bisa menjadi lebar," jelasnya.
Melalui pemanfaatan teknologi secara maksimal maka akan semakin mempermudah kerja-kerja konstruksi di Indonesia.
Tak hanya itu, teknologi juga dapat menciptakan sejumlah efisiensi dalam pekerjaan konstruksi.
"Kita tidak bisa menolak dan bahkan harus mengikuti teknologi industri 4.0 karena ini memberikan sisi positif, efisiensi, dan efektivitas," imbuh Arie.
Jasa konstruksi Indonesia yang dibekali dengan kemampuan teknologi 4.0 dapat memanfaatkan peluang tersebut sebagai modal untuk mengerjakan proyek-proyek konstruksi di negara-negara yang tidak terlalu fokus mengembangkan industri konstruksi.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai PDI Perjuangan Sadarestuwati mengapresiasi gagasan dan ide yang disampaikan Arie tersebut.
Restu meminta Arie, jika terpilih sebagai pengurus LPJK, tidak setengah hati dalam upaya mengembangkan jasa konstruksi di Tanah Air.
LPJK harus mampu mengakomodasi temuan-temuan baru saat ini yang sangat dibutuhkan di dunia konstruksi.
"Kalau bisa LPJK ke depan itu bisa dan mampu mengakomodasi temuan-temuan baru yang dibutuhkan di dunia konstruksi," kata Restu.
LPJK juga harus mampu menghadapi tantangan kebencanaan, misalnya membuat konstruksi yang tahan terhadap gempa dan sebagainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.