KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia publik, China punya obsesi besar membangun pencakar langit tertinggi di dunia, mengalahkan Uni Arab Emirat (UAE), dan juga Amerika Serikat (AS).
Tahun-tahun sebelumnya, pencakar langit di China menghiasi halaman depan media arus utama dengan apresiasi global seiring pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia.
Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) melaporkan, China sukses membangun sembilan pencakar langit pada 2019.
Hal ini membawa mereka pada penghargaan terbaik untuk tujuh pencakar langit terbaik yang penganugerahannya akan dilakukan pada April 2020.
Baca juga: Urusan Pencakar Langit, Jakarta Keok dari Kuala Lumpur
Di antara tujuh gedung jangkung terbaik itu adalah Gala Ave Westside setinggi 93 meter di Shanghai, yang dibangun oleh BUMN China, dan Hua Changsha setinggi 115 meter milik Huayuan Property.
Kemudian Leeza Soho yang menjulang 207 meter di Beijing milik Soho China dan Maike Center setinggi 215 meter yang dibangun Xi'an Maike Metal International Group.
Namun, ketika pertumbuhan ekonomi negara melambat dan tingkat kekosongan (vacancy rate) melonjak, pengembang dan pemilik gedung mulai membayar mahal untuk harga obsesi mereka.
Tak dimungkiri, membangun pencakar langit membutuhkan investasi besar. Tentu saja, hal ini menempatkan pengembang di bawah tekanan pasar demi membedakan bangunan mereka dibanding gedung tinggi serupa untuk menarik penyewa.
Mengutip South China Morning Post, Coldwell Banker Real Estate (CBRE) melaporkan, tingkat kekosongan kantor rata-rata di 17 kota China naik menjadi 21,5 persen. Tingkat kekosongan ini tertinggi dalam satu dekade hingga akhir 2019 lalu.
Baca juga: 5 Pencakar Langit Jakarta yang Diprediksi Rampung Tahun Ini
Tingkat kekosongan akan meningkat di 15 kota, terutama di Tianjin, dengan angka mendekati 50 persen. Hal serupa bakal terjadi di Wuhan, Changsha, dan Qingdao yang diprediksi mencatat rekor baru kekosongan.
Jangankan di kota-kota tersebut, Ping An International Finance Center di Shenzhen saja mencatat tingkat kekosongan 30 persen.
Padahal, pencakar langit berlantai 110 lantai ini merupakan tertinggi keempat di dunia, yang dibangun dengan biaya 1,5 miliar dolar AS atau ekuivalen Rp 20,3 triliun!
Wuhan adalah salah satu kota yang menunjukkan pertumbuhan paling pesat. Termasuk pembangunan pencakar langitnya.
Namun, kota yang berbatasan dengan Sungai Yangtze ini justru dianggap para pengamat telah mencapai batasnya.
Melansir Financial Times, hal ini karena mundurnya penyelesaian Wuhan Greenland Center yang digadang-gadang bakal menjadi tertinggi di China.