Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cardig Optimistis Menangi Tender Pengelolaan Bandara Komodo

Kompas.com - 11/10/2019, 14:59 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Cardig Aero Services Tbk (CASS) menyatakan optimismenya memenangi tender perluasan pembangunan dan pengelolaan Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami yakin dapat memenangi tender pembangunan dan pengelolaan Bandara Komodo, setelah lolos lelang tahap I. Ini memasuki tahap II," kata Wakil Direktur Utama PT Cardig Aero Service Tbk Radianto Kusumo menjawab Kompas.com, Jumat (11/10/2019).

Optimisme CASS, imbuh Radianto, berdasarkan pada persiapan tim yang terdiri dari orang-orang terbaik, mitra terbaik dalam hal ini Changi Airport International Pte Ltd, Singapura, serta penawaran terbaik.

CASS membentuk konsorsium bersama Changi Airport International Pte Ltd dan mengajukan diri sebagai peserta tender untuk pembangunan dan pengelolaan Bandara Komodo melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Baca juga: Beroperasi Mei 2020, Proyek Bandara JB Soedirman Dikebut 24 Jam

Dalam konsorsium ini, CASS menggenggam porsi mayoritas yakni 80 persen, sementara Changi Airport International Pte Ltd.

"Tahap II ini akan membahas masalah finansial. Nah itu, kami sedang lakukan negosiasi finansial," sebut Radianto.

Hal ini dibenarkan Kabag Kerjasama Internasional Humas dan Umum Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agustina Dani.

Menurut Agustina, hingga saat ini belum ada pengumuman pemenang tender. Konsorsium CASS dan Changi Airport International Pte Ltd. yang lolos tender Tahap I harus mengikuti proses tender selanjutnya pada Tahap II.

"Pengumuman pemenang tender, rencananya akan dilakukan pada akhir tahun 2019," ucap Agustina.

Adapun kebutuhan dana pembangunan dan pengelolaan Bandara Komodo yang akan berstatus Ultimate masih belum diputuskan, karena menyangkut urusan teknis hingga pembangunan terwujud.

10 Bali Baru

Dipilihnya Bandara Komodo sebagai realisasi dari investasi perseroan, menurut Radianto sudah direncanakan sejak Pemerintah menetapkan 10 Kawasan Startegis Pariwisata Nasional (KSPN) atau disebut juga Bali Baru pada 2016 lalu.

CASS kemudian melakukan kajian secara bisnis, finansial, dan prospek investasi. Studi kelayakan (feasibility study) atas Labuan Bajo ini pun kemudian menjadi fokus perseroan.

"Kami selanjutnya hanya fokus di Labuan Bajo," cetus Radianto.

Baca juga: 10 Oktober, Groundbreaking Destinasi Super Prioritas Danau Toba

Selain itu, kata dia, industri pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Nasional.

Bahkan, pemerintah menargetkan pendapatan devisa pariwisata tahun 2019 sebesar 20 miliar dollar AS atau naik sekitar 17,6 persen dari tahun 2018 senilai 17 miliar dollar AS.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau