JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Satryo S Brodjonegoro mendorong pembentukan lembaga khusus yang bertugas mengkaji potensi dampak gempa.
Sejauh ini, sudah ada Pusat Studi Gempa Nasional (PusGEN) yang berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Namun, wewenang lembaga tersebut dinilai perlu ditingkatkan, apalagi bila melihat Indonesia sebagai negara yang rawan bencana.
Baca juga: Tinggal di Bantaran Sungai, Bukti Kesadaran Warga Rendah Soal Bencana
"Dalam hal kelembagaan, Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara lain yang potensi gempa dan jumlah gunung apinya lebih kecil. Jepang, misalnya, sudah memiliki ERI, Amerika Serikat memiliki US Geological Survey, bahkan Singapura yang relatif lebih terlindung dari gempa juga punya," kata Satryo saat Lokakarya Nasional Peduli Gempa dan Gunung Api di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
"Sebagai negara dengan bencana gunung api yang besar, sudah saatnya Indonesia memiliki lembaga sejenis," imbuhnya.
Keberadaan lembaga tersebut, lanjut dia, kelak dapat menjadi pusat studi untuk pengembangan teknologi terapan untuk meminimalisir dampak gempa. Misalnya, pengembangan teknologi untuk konstruksi gedung dan jembatan.
"Melalui lembaga penelitan ini diharapkan berbagai alternatif teknologi rancang gedung tahan gempa bisa dikaji bersama untuk bisa diterapkan lebih optimal lagi," ujarnya.
Apalagi, kata Satryo, ada wacana pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke daerah lain.
Tentunya, diperlukan kajian yang mendalam dan komprehensif untuk mempersiapkan segala kebutuhan infrastruktur yang tahan gempa.
"Oleh karenanya kebutuhan akan lembaga yang memadai tentang gempa dan gunung api mendesak untuk direalisasikan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.