KOMPAS.com - Secara kasat mata rumah mungkin terlihat sepenuhnya aman untuk Anda, namun belum tentu untuk si kecil. Tidak seperti orang dewasa, anak memiliki sistem kekebalan yang lebih rentan.
Rumah bisa saja menyimpan potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan anak.
Apalagi desain rumah biasanya fokus mengikuti kebutuhan dan aktivitas orang dewasa, sehingga kebutuhan anak pun terabaikan.
Terdapat beberapa kiat yang bisa Anda terapkan untuk menciptakan rumah ramah anak.
Selain mengantisipasi sejumlah kecelakaan dan bahaya, cara ini juga memperhatikan aspek kenyamanan dan tumbuh kembang si kecil.
Sesuaikan dengan tahap perkembangan usia anak
Aktivitas anak berkembang seiring pertambahan umurnya. Maka dari itu, penting untuk menyesuaikan kebutuhan ruang dengan tahapan pertumbuhan anak.
Untuk bayi yang baru lahir, Anda perlu memperhatikan aspek kebersihan ruang. Pasang smoke detector untuk mendeteksi zat berbahaya di sekitar tempat tidur bayi.
Jika udara di dalam ruangan terkontaminasi polutan berbahaya, Anda bisa menggunakan pemurni udara untuk menjernihkannya.
Saat balita anak sudah mulai senang mengeksplorasi berbagai hal. Selain memilih furnitur yang dapat merangsang motorik dan kreativitas anak, gunakan juga berbagai jenis pengaman seperti, pelindung sudut lancip furnitur, handle lemari, dan penutup stop kontak.
Pada anak usia sekolah yang mengalami perkembangan fisik yang lebih aktif, keamanan rumah perlu ditingkatkan, terutama pada bagian tangga. Jangan menggunakan pelapis lantai yang licin dan pastikan handle tangga telah terpasang dengan kuat.
Memilih furnitur ergonomis
Struktur furnitur juga harus stabil dan kokoh sehingga kuat menopang tubuh anak dan tak mudah rusak saat si kecil menggunakannya dengan sembarang.