Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Strategis Agar Target Penumpang MRT Jakarta Tercapai

Kompas.com - 21/03/2019, 15:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta pada 24 Maret 2019.

PT MRT Jakarta menargetkan, 65.000 penumpang akan menggunakan moda transportasi ini setiap harinya pada tahun pertama beroperasi.

Menurut Country Director Institute for Transportation and Development (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mempercepat pemenuhan target penumpang tersebut.

Dari sisi Pemprov DKI Jakarta, misalnya, dapat melakukan intervensi dengan mengurangi jumlah lahan parkir yang ada di sepanjang koridor MRT.

Baca juga: MRT Jakarta Dinilai Kurang Ambisius Targetkan Jumlah Penumpang

Dengan demikian, masyarakat pun kian sulit mendapatkan lahan parkir, sehingga beralih menggunakan moda transportasi umum.

"Jadi orang yang masuk ke tengah kota itu akan lebih susah kalau menggunakan kendaraan pribadi," kata Yoga kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2019).

Cara lainnya yaitu berupa intervensi dari DPRD dengan cara menaikkan tarif parkir. Bahkan, bila perlu mencapai dua hingga tiga kali lipat dari tarif yang berlaku saat ini.

Yoga menilai, implikasi kebijakan ini cukup besar. Selain mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, besaran subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah pun dapat ditekan.

Sebab, dengan semakin banyaknya revenue yang diperoleh MRT dari penjualan tiket penumpang, maka biaya operasi yang harus dikeluarkan dapat diatasi dengan pendapatan itu.

"Itu raperdanya (kenaikan tarif parkir) sudah ada di meja DPRD dan sudah masuk prolegda tinggal bahas saja," sebut Yoga.

Memang, imbuh dia, kedua kebijakan ini juga dapat mengakibatkan semakin menjamurnya keberadaan ojek dan taksi daring di jalanan.

Dengan begitu, implikasinya koridor yang dilewati MRT makin padat dengan kendaraan.

Namun, pemerintah dapat melakukan upaya dengan cara menambah waktu penerapan kebijakan ganjil genap.

"Kita bikin saja pembatasan, ganjil genap. Kalau perlu jangan lagi dari jam 06.00-10.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB. Tapi balik lagi dari jam 06.00-21.00 WIB," tuntas Yoga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com