Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan TOD, Pemerintah Tak Punya Visi

Kompas.com - 11/12/2018, 16:02 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Associate Director Pandega Desain Weharina (PDW) Architect Gito Wibowo mengatakan, pemerintah harus memiliki visi dan serius memperlihatkan tanggung jawabnya dalam penataan kota, termasuk mengimplementasikan pengembangan hunian berkonsep transit oriented development (TOD).

Contohnya dengan membuat rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) serta rencana desain tata ruang (RDTR) yang mencerminkan visi pengembangan kota menjadi tempat tinggal yang layak.

"Kota tetap harus deliver rencana tata ruang yang punya visi, bukan hanya yang sudah eksis. Sekarang itu hampir enggak ada visinya, suatu daerah mau jadi apa nantinya enggak ketahuan," ucap Gito pada suatu diskusi bertema "Building Jakarta Upwards" di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Dia mengungkapkan, penerapan TOD makin digalakkan, terutama di Ibu Kota Jakarta dan kawasan penyangga. Sayangnya, hal itu tidak dilaksanakan secara terpadu. Bahkan, berjalan masing-masing.

Padahal, TOD sejatinya merupakan penggabungan antara perencanaan tata ruang dan sistem transportasi.

"TOD itu gabungan dari tata ruang dan transportation planning. Sayangnya, dari dulu terpisah, jalan sendiri-sendiri," imbuhnya.

Menurut Gito, salah satu tujuan menerapkan TOD adalah mengurangi mobilitas manusia menggunakan kendaraan pribadi melalui penyediaan hunian yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal yang baik dan terjangkau.

Dengan demikian, selain mengurangi kemacetan, polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan pribadi pun bisa berkurang.

"Sebenarnya visi TOD itu untuk mengurangi carbon footprint secara keseluruhan. Orang mulai berubah cara hidupnya," tambahnya.

Kehadiran angkutan umum massal dinilai sebagai fasilitas yang wajib disediakan untuk kemudahan pergerakan orang-orang yang tinggal di kawasan hunian berbasis TOD.

Karena itu, kawasan hunian berbasis TOD harus memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung penghuni dan pengunjung.

"Ada atau enggak ada TOD itu sangat terkait dengan kapasitas kawasan itu untuk menerima manusia, baik yang tinggal maupun yang datang. Sedangkan public transport itu sebagai gimmick utama," kata Gito.

Dia berharap konsep TOD bisa mengubah pola pikir dan gaya hidup manusia, khususnya di perkotaan.

Misalnya, dari segi memilih jenis hunian, menentukan alat transportasi yang digunakan, dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau