JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang properti swasta di Indonesia terbukti berperan besar dalam penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Hal itu terlihat dari pencapaian Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah, sebanyak 447.364 unit dibangun oleh pengembang. Sedangkan yang dikerjakan pemerintah melalui Kementerian PUPR sejumlah 161.299 unit.
Menurut Sekjen DPP Real Estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida, pengembang bertekad untuk berpartisipasi dalam pembangunan rumah MBR meskipun margin keuntungannya tidak terlalu besar.
Baca juga: Rumah MBR yang Dibangun Pengembang Lebih Banyak Dibanding Pemerintah
"Profitnya kecil, tapi jumlahnya masih bisa hidup untuk pengembang swasta. Kalau bisa dibangun dengan benar tetap profitable," ujar Totok kepada Kompas.com, Jumat (7/12/2018).
Meski demikian, dia menambahkan, tidak semua pengembang mau ikut berkecimpung membangun rumah bagi MBR, terutama pengembang besar.
Alasan utamanya tentu karena keuntungan yang tidak begitu signifikan.
"Kalau perusahaan besar mungkin menganggapnya profit tidak sesuai," ucap Totok.
Dia pun berterima kasih atas bantuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) sehingga target Program Satu Juta Rumah itu bisa tercapai.
Terlebih lagi di daerah, lanjutnya, dukungan pemda dirasakan para pengembang daerah.
"Makanya ada usulan bisa dikembangkan dengan pemda. Pengembang kecil dibantu oleh pemda," imbuhnya.
Menurut Totok, realisasi program itu akan terus dilanjutkan tahun depan, tentunya dengan berbagai perbaikan.
Namun, tidak disebutkan target jumlah dan waktu penyelesaiannya karena masih dalam koordinasi dengan pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.