JAKARTA, KOMPAs.com - Masifnya pengembangan infrastruktur yang melintasi Cawang, Jakarta Timur, menjadikan kawasan ini diyakini punya masa depan cerah.
Sebut saja Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditargetkan rampung pada 2021 mendatang. Kemudian Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang bakal beroperasi pada 2019, dan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang selesai pada tahun yang sama.
"Seluruh fasilitas dan infrastruktur ini meningkatkan prestise dan peran Cawang sebagai kawasan penting dan berpengaruh dalam peta bisnis dan investasi Jakarta," tutur Direktur Utama PT Wika Realty Tbk Agung Salladin menjawab Kompas.com, sabtu (25/11/2018).
Tak mengherankan, kata Agung, jika Cawang diincar oleh banyak pengembang. Karena selain posisinya demikian strategis, berada di perlintasan jalur Jakarta, Bekasi, dan Bogor, Cawang juga mudah diakses.
Baca juga: Medialand dan Wika Resmi Merilis Apartemen Milenial Rp 800 Jutaan
Kawasan ini terkoneksi oleh seluruh moda transportasi eksisting, mulai dari TransJakarta, commuter line (CL), Jalan Tol Dalam Kota, dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta.
"Selain itu, Cawang dekat dengan Bandara Halim Perdana Kusumah," imbuh Agung.
Waktu perjalanan dapat dipangkas bila langsung menuju Bandara Halim Perdana Kusumah. Berbeda dengan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang harus ditempuh dalam waktu 1,5 jam hingga 2 jam.
Fasilitas perkantoran pun terkonsentrasi di Cawang. Terdapat beberapa kantor BUMN, pemerintahan, dan juga swasta.
Demikian halnya dengan fasilitas akomodasi macam Hotel Ibis, Hotel Dafam, Hotel Best Western Premier, dan Harper MT Haryono, sekadar menyebut nama.
"Cawang merupakan lokasi yang tepat untuk berinvestasi," tambah Presiden Direktur Medialand Teddy Surianto.
Manager Biro Pemasaran Wika Realty Kukuh Ariadi menggambarkan, hidupnya sebuah kawasan tak hanya dilihat dari masifnya pembangunan fisik.
Melainkan juga bagaimana kawasan tersebut menjadi kediaman untuk tinggal, bekerja, dan melakukan aktivitas sehari-hari.
"Hal ini terlihat dari pergerakan pasar seken yang terus menunjukkan tren meningkat. Untuk apartemen tipe studio di The Hive saja harga sekennya sudah Rp 30 juta per meter persegi. Sementara apartemen baru sekitar rp 25 juta per meter persegi," kata Kukuh.
Sedangkan pasar sewanyanya sudah berada pada posisi Rp 5 juta per bulan, dengan tingkat okupansi demikian tinggi, nyaris mendekati 80 persen.