Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Empat Jam Bangun Rumah Bambu

Kompas.com - 23/11/2018, 19:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Reuters, BBC

 

KOMPAS.com - Seorang pemuda asal Filipina, Earl Patrick Forlales, merancang rumah bambu modular yang dapat didirikan hanya dalam waktu empat jam. Rumah rancangannya ini dinamakan CUBO.

Rumah bambu karya Forlales ini memenangkan penghargaan kompetisi Cities for our Future dari Royal Institute of Chartered Surveyors (RICS).

"(Rumah) ini didesain untuk mengubah sampah di masyarakat menjadi energi dan sumber daya bernilai tinggi," ujar Forlales kepada BBC.

Bilah dan panel bambu dirancang secara modular, sehingga dapat dibangun dalam waktu singkat. Rumah ini juga dilengkapi dengan atap miring yang mampu menampung air hujan.

Rancangan rumah ala Forlales ini terinspirasi rumah bambu milik kakeknya.

Earl Patrick Forlales merancang rumah bambu modular yang dapat didirikan hanya dalam waktu empat jamHandout Earl Patrick Forlales merancang rumah bambu modular yang dapat didirikan hanya dalam waktu empat jam
Proses pembuatannya sendiri membutuhkan waktu satu minggu. Biaya konstruksinya mencapai 60 poundsterling per meter persegi atau Rp 1,12 juta.

Desain ala Forlales ini mencoba menjawab permasalahan lingkungan kumuh di Filipina, khususnya Manila. Ibu kota Filipina ini merupakan rumah bagi 12 juta orang pekerja.

Sebagian besar dari mereka merupakan pekerja yang tinggal sementara di kota itu. Bahkan sekitar 2,5 juta orang hidup di lingkungan kumuh.

Melansir Reuters, Rumah CUBO pertama yang dibangun akan menjadi hunian bagi arus pekerja dari wilayah urban yang akan datang ke Manila.

Selain itu, penerapan rumah CUBO juga akan diperluas ke lingkungan miskin dan kumuh di Filipina.

Desain ala Forlales ini mencoba menjawab permasalahan lingkungan kumuh di Filipina, khususnya ManilaHandout Desain ala Forlales ini mencoba menjawab permasalahan lingkungan kumuh di Filipina, khususnya Manila
Rumah CUBO pertama akan dibangun di Manila, dimana kepadatan penduduk dan tingkat kemiskinan cukup tinggi. Untuk menyelesaikan misi ini, Forlales kemudian mencari pendanaan dengan menjual sampah olastik ke pabrik.

Bambu merupakan bahan yang dmudah ditemukan di Filipina dan Asia Tenggara. Selain itu, bahan ini juga mudah digunakan sebagai material bangunan di semua kondisi tanah.

CUBO dapat dibangun di mana bambu dapat dengan mudah ditemukan, khususnya di kawasan Asia Tenggara, dan beberapa tempat di Afika serta Amerika Latin.

Forlales berharap, karyanya dapat digunakan untuk membantu kota-kota padat di dunia lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau