KOMPAS.com - Istilah kota cerdas atau smart city merupakan pengembangan kota berbasis teknologi informasi. Beberapa kota di Indonesia sudah mengadopsi dan menerapkan konsep ini.
Menurut hasil sementara kajian Smart City Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2017, urgensi smart city disebabkan oleh bertambahnya tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan sebesar 2,75 persen per tahun.
Lebih lanjut, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), diprediksi penduduk yang tinggal di perkotaan sebesar 56,7 persen pada 2020. Jumlah ini akan meningkat menjadi 66,6 persen pada 2035.
Delapan indikator tersebut antara lain smart development planning, smart green open space, smart transportation, smart waste management, smart water management, smart building, smart waste management, smart building, dan smart energy.
"Delapan indikator ini merupakan inovasi dari konsep green city yang digabungkan dengan penggunaan sistem teknologi informasi dan komunikasi pintar. Nantinya indikator ini akan berguna sebagai target perkembangan kota cerdas di Indonesia," ujar Basuki di Jakarta, Selasa (24/3/2015).
Beberapa kota di Indonesia kini telah mencoba menerapkan konsep smart city, antara lain Surabaya, Jakarta, Bandung, Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Binjai.
Baca juga: Meski Jadi Tren, Warga Kota Ini Menolak Smart City
Pada 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan program Smart City. Keberadaannya diklaim makin mempermudah kinerja aparat Pemprov agar lebih cepat merespons keluhan warga.
Warga dapat mengakses smartcity.jakarta.go.id. Smart City juga menyediakan informasi setiap hari tentang head way atau jarak antar-bus baik saat jam sibuk maupun tidak sehingga manajemen lalu lintas bus bisa tepat waktu.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan kerja sama dengan pihak ketiga, seperti Go-Food, Zomato, dan Google Transit.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meluncurkan portal terintegrasi yang berisi semua layanan dan informasi terpadu. Layanan tersebut dapat diakses di smartcity.bandung.go.id.
Ada pula aplikasi di bidang kependudukan yang dinamakan E-Punten. Aplikasi ini ditujukan unuk warga pendatang yang tinggal sementara di Kota Bandung tanpa mengubah kartu tanda penduduk.
Selain itu, Pemkot Bandung juga meluncurkan layanan Command Center. Layanan ini merupakan salah satu inovasi dalam pelayanan publik yang menyediakan berbagai informasi di lingkup pemerintahan.
Ada pula aplikasi pengaduan online yang bersifat dua arah, serta Call Center tanggap darurat.