Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Klaim Cicilan DP 0 Rupiah Lebih Murah dari Program Jokowi

Kompas.com - 06/11/2018, 16:18 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peminat rumah susun sederhana milik (rusunami) pada program hunian DP Rp 0 yang digagas Pemprov DKI akan dikenakan bunga 2,5 persen bila memanfaatkan fasilitas pinjaman uang muka atau down payment (DP).

Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Fasilitas Pemilik Rumah Sejahtera Dzikran Kurniawan mengatakan, besaran uang muka yang dipinjamkan maksimum 20 persen dari harga hunian.

Misalnya, bila masyarakat berminat mengambil tipe studio seharga Rp 184.800.000, maka pinjaman uang muka yang diberikan maksimal sebesar Rp 36.960.000.

Sementara, untuk tipe terbesar yaitu tipe 36 dengan dua kamar tidur, akan diberikan pinjaman maksimum Rp 68.340.800.

Baca juga: Simak, Syarat Dapatkan Rusunami DP 0 Rupiah

Meski dikenakan bunga, Dzikran meyakini, program ini jauh lebih terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bila dibandingkan dengan program rumah murah lainnya.

Termasuk program yang digagas oleh Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sekalipun.

"Silahkan bandingkan ke pusat, kami tidak mau nanti dikira ini (membanding-bandingkan)," kata Dzikran kepada Kompas.com, Selasa (6/11/2018).

Untuk program serupa yang digagas pemerintah pusat, ada kewajiban bagi masyarakat untuk menyerahkan uang muka sebesar 1 persen dari harga hunian.

Menurut dia, tidak banyak MBR yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan uang muka tersebut. Sering kali uang yang telah terkumpul justru digunakan untuk keperluan lain yang lebih mendesak.

Pada akhirnya, mereka pun terpaksa meminjam uang kepada pihak lain, seperti koperasi, pegadaian, atau keluarga, yang justru akan memberatkan mereka.

"Ini yang banyak terjadi. Pada akhirnya tidak menyelesaikan masalah," kata dia.

"Bisa akses KPR, tapi punya pinjaman yang jauh lebih mahal. Nah ini yang kita analisis kalau mereka mencicil (uang muka) bulanan mereka mampu," imbuh mantan fungsional utama di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Di samping itu, Dzikran menambahkan, dari segi cicilan juga relatif terjangkau. Sebagai contoh, untuk hunian dengan harga termurah, cicilannya hanya Rp 1,17 juta per bulan selama 20 tahun.

Sementara, cicilan untuk hunian termahal yaitu Rp 3,54 juta untuk tenor 10 tahun.

"Di situ cicilan terendahnya Rp 1,1 juta, kalau direlaksasi oleh bank 40 persen, berarti orang yang berpenghasilan Rp 2,9 juta bisa ambil program ini. Berarti kami bisa membantu masyarakat yang tidak bisa akses (perbankan)," kata Dzikran.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau