Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huntara Dibangun untuk Korban Gempa dan Tsunami

Kompas.com - 05/10/2018, 23:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

PALU, KOMPAS.com - Hunian sementara (Hutara) akan dibangun untuk warga korban gempa dan tsunami yang direlokasi dari daerah-daerah terdampak paling parah.

Bentuk hutara ini direkomendasikan berupa rumah kopel (couple) yang bisa diisi oleh beberapa keluarga dengan tanah lebih luas.

Hutara ini juga akan dilengkapi dengan sanitasi, air bersih, fasilitas umum dan sosial, dan infrastruktur memadai.

Baca juga: Bagaimana Sertifikasi Tanah Korban Likuefaksi? Ini Penjelasannya...

Lokasi hutara tidak jauh dari aktivitas keseharian warga korban bencana. Contohnya, untuk nelayan, akan dipilih lokasi hutara yang tidak terlalu jauh dari aktivitas mereka melaut.

Sementara untuk warga yang direlokasi dari Balaroa dan Petobo di Kota Palu, serta Jono Oge di Kabupaten Sigi, sebagai wilayah terdampak paling parah, akan dibuatkan hutara di lahan-lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik BUMN atau swasta yang tidak digunakan.

"Kawasan Petobo dan Balaroa tidak akan dibangun lagi untuk permukiman karena secara geoteknik tidak aman," ujar Ketua Satgas Penanganan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto, menjawab Kompas.com, Jumat (5/10/2018).

Menurut Arie, malam ini akan digelar rapat mengenai penentuan lokasi hutara dengan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Walikota Palu Hidayat.

Ada pun jumlah rumah rusak akibat gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami meningkat menjadi 66.238 unit.

Dari total rumah yang rusak, tercatat 65.733 unit rumah berada di wilayah Sulawesi Tengah, dan 505 unit rumah berada di Sulawesi Barat.

Data tersebut dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (4/10/2018) pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Pemerintah Permudah Pembuatan Sertifikat Tanah Korban Gempa

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, rumah rusak mayoritas runtuh karena guncangan gempa, serta tersapu gelombang tsunami.

Jumlah tersebut, kata Sutopo, masih akan terus bertambah seiring dengan pendataan yang dilakukan petugas.

"Data ini masih akan terus bergerak. Artinya dinamis, sesuai dengan update data yang dilaporkan pertugas," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).

Selain rumah rusak, tercatat sejumlah fasilitas umum di kawasan terdampak gempa dan tsunami juga hancur, mulai dari rumah sakit, pusat perbelanjaan, hingga hotel.

Diketahui, jembatan Ponulele yang menjadi ikon Kota Palu juga hancur akibat goncangan gempa.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau