Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OMNI Hospitals Pekayon Resmi Beroperasi

Kompas.com - 01/10/2018, 14:08 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sesuai rencana setelah penutupan atap (topping off) pada Mei 2018 lalu, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (IDX: SAME), pemilik dan operator OMNI Hospitals, resmi meluncurkan OMNI Hospitals Pekayon, Bekasi. Ini rumah sakit merupakan keempat yang didirikan setelah Hospitals Pulomas, OMNI Alam Sutera, serta OMNI Cikarang.

Resmi diluncurkan Senin (1/10/2018) lalu, Presiden Direktur OMNI Hospitals, S. Shrikanth, menjelaskan bahwa pembangunan OMNI Pekayon didorong oleh tingginya permintaan akan layanan kesehatan berkualitas, terutama dari sektor perumahan dan perusahaan yang berkantor di sekitar kawasan Bekasi Selatan.

Shrikanth menambahkan, perkiraan pertumbuhan PDB per kapita di atas 5 persen per tahun dan diperkuat dengan pertumbuhan belanja kesehatan Pemerintah Indonesia yang lebih dari 8 persen sejak 2012 sampai 2016, serta belanja kesehatan swasta yang diperkirakan di atas 9 persen selama 2016-2021 dipicu oleh pertumbuhan segmen kelas menengah dan menjadi peluang tinggi bagi pertumbuhan bagi industri layanan kesehatan.

"Kami ingin tangkap peluang itu, yaitu segmen kelas menengah, karena rumah sakit dikelilingi perumahan kelas menengah seperti Kemang Pratama dan Grand Galaxy, dengan beberapa akses jalan yang mudah mencapai lokasi," kata Shrikanth.

Luas rumah sakit tersebut lebih kurang 20.000 m2 dan terdiri dari 8 lantai, termasuk dua lantai basement. Selain dilayani oleh dokter-dokter spesialis, OMNI Pekayon juga dilengkapi peralatan modern seperti CT-Scan, MRI, Cath Lab, Hemodialisa, laboratorium 24 jam serta 5 ruang operasi.

"Untuk Kapasitas tempat tidur kami siapkan 236 bed untuk kelas perawatan mulai kelas tiga sampai VVIP," tambah Shrikanth.

Menurut Shrikanth, perubahan gaya hidup di kalangan masyarakat kelas menengah saat ini semakin menimbulkan risiko penyakit yang berhubungan dengan perubahan itu, antara lain diabetes, penyakit jantung, kanker dan lain-lainnya. Contoh kasus paling besar adalah penyakit jantung atau berhubungan dengan kardiovaskular.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen.
Berdasarkan survei Sample Regristration System (SRS) pada 2014 lalu, Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen.

Terkait itu, Pemerintah mengimbau masyarakat agar rutin melakukan cek kesehatan secara berkala, menyetop rokok, rajin beraktifitas fisik, diet yang sehat dan seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stres untuk mengendalikan faktor risiko PJK.

"WHO sendiri sudah memperkirakan bahwa 87 persen kematian pada 2030 akan disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, terutama yang mengarah ke perilaku konsumtif dan tidak sehat," kata Shrikanth.

Sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi yang menarik dengan peluang pekerjaan dan usaha yang terus tumbuh, lanjut dia, telah terjadi urbanisasi yang menyebabkan populasi Kota Bekasi berada pada urutan kelima kota terpadat di Indonesia dan terbanyak kedua setelah Jakarta di Jabodetabek.

"Tautan pertumbuhan manufaktur, perdagangan, urbanisasi dan perubahan sosial ini menumbuhkan potensi dan prospek yang baik bagi kehadiran rumah sakit baru," ujarnya.

Direktur OMNI Hospitals Pekayon, Dr. Rona Tiurani, menambahkan untuk menjawab kebutuhan itu pekerjaan paling utama saat ini adalah bisa menyediakan pelayanan medis dengan fasilitas lengkap dan modern dengan dukungan tenaga medis profesional dan memiliki kompetensi di bidangnya untuk masyarakat di Bekasi, terutama di bagian Selatan.

"Terutama yang pasti dibutuhkan masyarakat Bekasi seperti cardiovascular center, neuroscience center, serta orthopedic center yang didukung peralatan modern. Selain itu, kami bisa menjadi rujukan di ketiga OMNI lainnya," kata Rona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com