Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tumbuh, Solusi Bagi Milenial dengan Dana Terbatas

Kompas.com - 26/09/2018, 09:42 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Keinginan generasi milenial untuk memiliki hunian belum tentu sejalan dengan kemampuan finansialnya.

Hal ini acap kali terkendala kenaikan harga yang lebih cepat dan lebih tinggi dibanding bertambahnya penghasilan mereka.

CEO Harmony Land Group Fithor Muhammad mengatakan, harga rumah di Jabodetabek semakin meningkat dari tahun ke tahun.

“Kalau dilihat data dari Urbanindo, harga rumah di Jabodetabek terus tumbuh dari tahun 2013-2018,” ujar Fithor dalam acara Housing Talks bertema "Hunian Milenial", di Jakarta Convention Center, Selasa (25/9/2018).

Baca juga: Hanya Rp 1 Juta, Rumah-rumah Ini Bisa Anda Miliki...

Dia mencontohkan pengalamannya sebagai pengembang saat menjual proyek propertinya. Dari 100 orang yang mau membeli dan sudah membayar booking fee, sekitar 50 persen calon pembeli gagal melanjutkan ke tahap berikutnya.

Hal itu disebabkan antara lain penghasilan yang tidak mencukupi dan ada cicilan lain yang memberatkan keuangan calon konsumen tersebut.

Padahal, menurut Fithor, semakin lama kita menunda membeli, maka kemampuan untuk memiliki properti itu akan semakin kecil. 

“Generasi milenial belum cukup DP, mau pakai KPR, tapi ditolak oleh bank. Terus gimana milenial bisa beli rumah?” ucap Fithor.

Dia menggambarkan, keterbatasan keuangan itu membuat kaum milenial dihadapkan pada dua pilihan, yaitu mempunyai rumah dengan luas bangunan yang besar, tetapi luas tanahnya kecil.

Pilihan satunya lagi yaitu rumah yang luas bangunannya kecil, tetapi luas tanahnya besar.

Baca juga: Milenial, Generasi Seksi yang Makin Diperebutkan

Fithor menyarankan untuk memilih rumah yang luas tanahnya besar, tetapi luas bangunannya kecil. Hal itu sesuai dengan konsep rumah yang diusungnya dan diberi nama rumah tumbuh atau simple growing house.

Konsep ini dia buat untuk mengatasi masalah keterbatasan dana yang tidak sebanding dengan harga rumah.

“Sesuaikan rumah dengan kebutuhan atau jumlah orangnya, maka bangunlah yang fungsional. Pilihlah yang tanah besar, tapi bangunan kecil,” lanjutnya.

Ilustrasi.shutterstock Ilustrasi.
Maksud dari konsep simple growing house ini adalah rumah yang sesuai kebutuhan saat ini. Nantinya kalau kemampuan finansial semakin baik, maka kita bisa menambah bangunan baru di atas tanah yang kita miliki tersebut. 

Simple growing house ini fungsional sesuai kebutuhan kita. Nanti kalau punya uang tambahan lagi bisa tambah bangunannya atau dibikin tingkat. Ini konsep rumah siap tumbuh setiap saat,” imbuh Fithor.

Dia menambahkan, rumah dengan konsep ini sesuai untuk generasi milenial yang belum menikah dan yang berencana menikah.

Bagi orang yang sudah berkeluarga dengan satu anak pun masih cocok. Jika nanti anak atau anggota keluarganya bertambah, rumah itu bisa diubah sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau