Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serupa Malaysia, Jabar Bakal Adopsi Tabung Silinder Pembatas Jalan

Kompas.com - 11/09/2018, 17:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana mengaplikasikan teknologi pengaman baru pada pembatas jalan yang lokasinya berada dekat jurang.

Teknologi tersebut berupa tabung silinder yang dapat berputar ketika terjadi tabrakkan, sehingga membuat pengguna kendaraan dapat terhindar dari kecelakaan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana menerapkan teknologi tersebut di sejumlah ruas jalan di Jawa Barat.

"Untuk mengurangi kecelakaan di jalan besar antar kota antar provinsi yang berliku dan banyak yang melewati jurang, Pemprov Jabar akan menggunakan teknologi baru pagar pembatas jurang bersilinder putar," tulis pria yang akrab disapa Kang Emil itu lewat akun Instagram pribadinya, @ridwankamil, Selasa (11/9/2018).

Secara teknis, ia menjelaskan, pembatas ini dilengkapi tabung silinder yang dapat berputar. Ketika ada kendaraan yang hendak menabrak pembatas, tabung tersebut bertugas untuk mengubah energi tabrakan linear menjadi energi rotasi.

Dengan demikian, mobil atau kendaraan roda dua yang semula hanya berjalan lurus, dapat berubah arahnya.

"Pagar ini memiliki tabung silinder yang bisa berputar. ia mengubah energi tabrakan linear menjadi energi rotasi sehingga mobil menjadi melipir kesamping ketimbang terus ke depan. Sementara teknologi ini adalah buatan Korea Selatan. Semoga solusi ini membuat jalanan kita lebih aman. Hatur Nuhun," imbuh Ridwan.

Cuitan Gubernur Jawa Barat Ridwan KamilInstagram / @ridwankamil Cuitan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Teknologi ini sebenarnya bukanlah teknologi baru. Pada 2016 lalu, Malaysia telah mengaplikasikan teknologi ini di Jalan Lapangan Terbang Subang menuju ke Jalan Raya.

Memiliki warna kuning, silinder ini tak hanya menarik untuk dilihat namun juga dapat membantu menyelematkan nyawa seseoarang.

Pembatas dengan sistem rol keamanan ini, terdiri dari tabung baja kokoh, di antara silinder plastik yang berfungsi sebagai peredam kejut yang berputar pada porosnya.

Menteri Pekerjaan Umum Malaysia Fadillah Yusof menyatakan, pagar pembatas ini menjadi proyek percontohan yang dipasang sepanjang 100 meter di daerah yang teridentifikasi sebagai 'titik hitam' atau daerah rawan kecelakaan akibat tikungan tajam.

"Kami akan memantau efektivitas pagar pembatas ini selama tiga bulan dan menyiapkan laporan," kata Fadillah.

Pemerintah Malaysia, saat itu menerapkan teknologi tersebut setelah terjadi kecelakaan tragis yang menimpa bus antarkota, Alisan.

Bus tujuan Johor Baru itu sedang melintasi Jalan Kangkar-Senangar sekitar pukul 04.00 pagi waktu setempat. Tiba-tiba, bus tergelincir dan menabrak pembatas jalan hingga jatuh sedalam enam meter.

"Kami ingin meminimalkan jumlah korban tewas akibat kecelakaan di jalan. Kami bersedia untuk mencoba teknologi baru untuk menurunkan angka tersebut," imbuh Fadillah.

Ide ini terinspirasi setelah kunjungannya pada sebuah konferensi keselamatan jalan di Korea Selatan. Perusahaan asal negara tersebut, ETI, berada di balik teknologi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau