Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPR Generasi Milenial, Tantangan bagi Perbankan

Kompas.com - 04/09/2018, 22:45 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kesadaran masyarakat untuk memiliki rumah layak huni semakin meningkat setiap tahun.

Salah satu golongan masyarakat yang menyadari hal itu yakni kelompok umur 20 tahun sampai 30-an tahun, atau yang belakangan ini dikenal sebagai generasi milenial.

Namun, keinginan mereka untuk memiliki rumah terhalang oleh uang muka atau down payment (DP) kredit pemilikan rumah (KPR) yang dianggap masih tinggi.

Bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) hal ini justru merupakan peluang untuk meningkatkan kue KPR generasi milenial.

“Ini tantangan yang gampang-gampang susah untuk mengajak kaum milenial punya investasi berupa rumah karena katanya investasi nanti dululah,” kata EVP Non-subsidized and Consumer Landing Division PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Suryanti Agustinar dalam diskusi Indonesia Housing and Creative Forum bertajuk “Uang Muka KPR Nol Rupiah, Dongkrak Kebangkitan Properti Milenial”, Selasa (4/9/2018) di Jakarta.

Baca juga: Generasi Milenial Nyicil Rumah Meningkat Setiap Tahun

Dia mengatakan, kebanyakan kaum milenial masih suka melakukan kegiatan yang sifatnya bersenang-senang, misalnya makan di mal, jalan-jalan sambil berfoto-foto, dan menjadi anggota pusat kebugaran.

Menurut Suryanti, sesuai dengan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hanya 37 persen dari anak muda yang mau membeli rumah, sedangkan lebih dari 60 persen masih belum berkeinginan memiliki rumah.

Dia menambahkan, ada dua penyebab kurangnya kemauan generasi muda untuk membeli rumah. Pertama, mereka menganggap lebih baik menyewa apartemen karena dinilai lebih mudah dan praktis.

Sebab, biasanya apartemen itu sudah dilengkapi furnitur sehingga tidak perlu membeli barang-barang lagi. Selain itu, sistem penyewaan apartemen bisa bulanan.

Jika merasa bosan tinggal di apartemen, mereka bisa pindah sewaktu-waktu ke apartemen lain.

“Kemauan mereka untuk membeli agak kurang. Mendingan sewa apartemen, kalau bosan pindah. Sekarang sewa apartemen termasuk furnitur dan bisa bulanan, jadi gampang sekali,” ujar Suryanti.

Penyebab kedua yaitu tingginya DP. Generasi muda ingin memiliki rumah di lokasi yang strategis, tetapi harganya tidak terjangkau, termasuk uang mukanya.

Bahkan setiap tahun terus terjadi kenaikan harga. Hal itu juga yang menyebabkan generasi milenial mengurungkan niatnya untuk membeli rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com