JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia sudah ketinggalan jauh dibanding negara lain.
Hal itulah yang membuat pemerintah saat ini gencar melakukan pembangunan infrastruktur agar bisa meningkatkan daya saing dan mengejar ketertinggalan tersebut.
Sebagai contoh, sarana transportasi mass rapid transit (MRT) yang sedang dibangun di Jakarta seharusnya sudah dibangun 26 tahun yang lalu.
Baca juga: Basuki Bantah Anies Soal Pengambilalihan 6 Tol Dalam Kota Jakarta
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan hal itu saat menjadi salah satu pembicara dalam suatu diskusi tentang transportasi di Indonesia.
“Kita memang tertinggal, jadi bukan untuk wah-wahan dan pencitraan. Kita tertinggal sekali, terlambat untuk membangun, MRT itu terlambat 26 tahun, sekarang baru dibangun. Ini soal keterlambatan,” tutur Basuki, Sabtu (21/7/2018) di Jakarta.
Dia mengatakan, dengan adanya infrastruktur di suatu daerah akan membuat kondisi perekonomian di sekitar daerah itu menjadi tumbuh dan berkembang.
“Contohnya Tol Purbaleunyi, dalam beberapa tahun saja sekarang sudah penuh,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia juga dilakukan untuk mengatasi ketimpangan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
“Disparitas atau ketimpangan antara wilayah timur dan barat sangat jauh. Saat ini pertumbuhan ekonomi hanya disumbang oleh Sumatera dan Jawa, yang lain dibagi oleh wilayah timur. Itu karena infrastruktur yang kurang. Makanya kami bangun jalan Trans Papua, Trans-Kalimantan, dan lain-lain,” terangvBasuki.
Di samping itu, tambahnya, pembangunan infrastruktur harus dilakukan secara adil dan merata sehingga masyarakat bisa merasakan manfaatnya bersama-sama.
Bahkan, salah satu penyebab pergolakan di suatu negara karena tidak adanya keadilan.
“Bagaimana kita membangun infrastruktur yang berkeadilan. Ini bukan kalimat dewa, tapi keadilan itu harus diimplementasikan. Negara yang bergolak itu karena ketidakadilan, jadi semua harus berkeadilan,” tuntas Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.