Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Hunian Perkantoran di CBD Jakarta Terus Merosot

Kompas.com - 05/07/2018, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ruang-ruang kosong di gedung-gedung perkantoran kawasan bisnis atau central business district (CBD) Jakarta terus merosot.

Hingga pengujung semester I-2018, tingkat kekosongan mencapai 21 persen dari total pasokan yang ada di pasar seluas 6,319 juta meter persegi. 

Ini artinya terdapat 1,334 juta meter persegi yang kosong tak terisi. Tingkat kekosongan ini bakal terus merosot seiring bertambahnya pasokan ruang-ruang baru hingga akhir 2018.

Baca juga: Sektor Properti Masih Lesu

Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan melubernya pasokan baru menjadi salah satu sebab utama bertambahnya ruang-ruang kosong perkantoran.

Hal ini sebagai konsekuensi dari Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

"Pasokan baru pun menjadi ratusan ribu meter persegi. Sangat berbeda kondisinya dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu pasokan baru sekitar 40.000-50.000 meter persegi dan langsung terserap pasar, kini dua kali lipatnya dan serapan tidak maksimal," tutur Ferry menjawab Kompas.com, Rabu (4/7/2018).

Selain itu, menurut Ferry, keputusan perusahaan untuk menunda ekspansi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya permintaan ruang perkantoran.

Dampaknya harga sewa tidak mengalami peningkatan, bahkan cenderung terus turun hingga 5-6 persen dengan angka rata-rata Rp 300.000 per meter persegi. 

"Banyak pemilik dan pengelola gedung perkantoran yang memberlakukan penyesuaian (potongan) harga demi menjaga gedungnya tetap tersewa dengan kontrak sewa yang lebih fleksibel. Daripada kosong dan hanya akan membebani ongkos operasional," beber Ferry.

Co-working office  masih akan menjadi penggerak permintaan gedung kantor. Di sisi lain pertumbuhan co-working office bisa memberikan ancaman terhadap sistem sewa gedung konvensional.

Perusahaan multinasional juga akan menjadi target pengelola co-working office. Waktu dan luas ruang sewa yang lebih fleksibel akan lebih disukai oleh para penyewa terutama perusahaan multinasional.

Sementara untuk perkantoran strata, masih berkutat di angka Rp 55 juta-Rp 56 juta per meter persegi sebagai akibat dari transaksi yang relatif sepi.

Colliers memprediksi hingga akhir 2021 mendatang, total pasokan perkantoran di CBD Jakarta akan seluas 11,5 juta meter persegi. Seluas 7 juta meter persegi di antaranya berada di CBD Jakarta.

Non CBD

Kondisi serupa juga terjadi di gedung-gedung perkantoran di luar area CBD Jakarta. Tingkat hunian turun 2 persen hingga 2,5 persen secara tahunan menjadi 81 persen.

Sementara total pasokan hingga akhir 2018 sebanyak 3,364 juta meter persegi. Atau menyisakan ruang-ruang kosong 608.858 meter persegi.

Rendahnya permintaan berdampak pada stagnasi harga sewa menjadi rata-rata Rp 210.000 per meter persegi, sementara harga jual sekitar Rp 36 juta-Rp 37 juta per meter persegi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau