JAKARTA, KOMPAS.com - "Secara umum, sektor properti masih belum menunjukkan recovery (pemulihan), masih lesu. Kami prediksikan hingga akhir tahun 2018".
Demikian Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menjawab pertanyaan Kompas.com, Rabu (4/7/2018), di Jakarta.
Menurut Ferry perlambatan terjadi di semua sub sektor, terutama perkantoran. Selain itu juga performa pusat belanja (ritel), kawasan industri, apartemen strata dan sewa, hotel, serta rumah untuk ekspatriat yang menunjukkan stagnasi.
Baca juga: 196 Pengembang Properti Jawa Barat Gulung Tikar
Meskipun ada pergerakan permintaan pada awal tahun, namun itu tidak cukup signifikan terhadap perbaikan kondisi pasar. Hal ini disebabkan, pasokan baru melebihi kebutuhan.
"Khusus untuk peningkatan permintaan ruang tidak sejalan dengan peningkatan tarif sewa," kata Ferry.
Alhasil, para pengembang dan pengelola gedung perkantoran lebih fokus pada strategi bagaimana tingkat keterisian (okupansi) terjaga, sehingga ruang-ruangnya tetap tersewa.
Selain perkantoran, sub sektor lain yang performanya menunjukkan stagnasi adalah apartemen, terutama kelas menengah ke bawah.
Sementara problem kelas menengah ke atas adalah sentimen negatif imbal hasil atau yield. Dalam dua tahun terakhir yield pasar belum terlalu besar. Hal ini disebabkan pasar sewa masih tiarap.
Baca juga: Konsumen Butuh Bunga Rendah dan Tenor Panjang Ketimbang DP 0 Rupiah
"Selain itu, masalah fiskal juga menjadi hambatan utama. Ke mana-mana orang mau beli apartemen seakan dimata-matai, dari mana uangnya, dan lain sebagainya," ungkap Ferry.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.