JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Dept Manajemen Pendapatan Tol PT Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto Achmad Rifan Tsamany mengatakan, beberapa hari setelah Lebaran, arus balik di Jalan Tol Jombang-Mojokerto mulai terlihat pada Senin (17/6/2018).
Arus balik di ruas tol tersebut sampai saat ini lancar dan belum terjadi kepadatan kendaraan.
“Sejauh ini kondisi masih ramai dan lancar, tidak ada antrean kendaraan,” ujar Achmad Rifan Tsamany ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (20/6/2018).
Menurut dia, kondisi lalu lintas belum menunjukkan peningkatan jumlah kendaraan yang signifikan.
Sebab, walaupun pada Kamis (21/6/2018) sudah ada orang yang kembali masuk kerja, tetapi masih ada juga yang mengambil cuti pada Kamis dan Jumat.
Maka dari itu, pihaknya memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada akhir pekan ini.
“Sekarang ini belum puncaknya, kami perkirakan pada Sabtu dan Minggu (23 dan 24 Juni 2018). Karena Senin tanggal 25 Juni sudah mulai beraktivitas semua,” imbuh Rifan.
Mengenai tujuan arus balik, ucapnya, kebanyakan ke Jakarta, Semarang, dan Solo. Ada juga yang ke Bandung, Semarang, dan Pulau Sumatera.
Hal itu diketahui dari pelat nomor kendaraan dan pembicaraan dengan pengemudi saat bertanya tentang arah perjalanan.
Baca juga: Banyak Pemudik dengan Saldo E-toll Minim di Tol Jombang-Mojokerto
Rifan menjelaskan, ada tiga gerbang tol (GT) yang disiapkan di sepanjang Tol Jombang-Mojokerto, yaitu GT Bandar, GT Jombang, dan GT Mojokerto Barat.
Di ketiga gerbang tol tersebut, gardu transaksinya dibuka semua untuk memaksimalkan pelayanan dan disiapkan pula 52 orang petugas.
Selain itu, ada petugas kepolisian setempat yang mendirikan posko dan bersiaga di setiap gerbang tol untuk mengawasi perkembangan arus lalu lintas.
“Polisi wilayah di sana membuat posko dan standby di gerbang tol. Mereka memonitor lalu lintas,” tuturnya.
Dia menambahkan, di sepanjang Surabaya-Solo terdapat ruas tol Surabaya-Jombang yang sudah operasional, Jombang-Wilangan yang masih fungsional, Wilangan-Ngawi sudah operasional, dan Ngawi-Solo masih fungsional.
Dia pun mengungkapkan bahwa sejauh ini belum diberlakukan rekayasa lalu lintas seperti contraflow dan oneway. Pihaknya hanya melakukan sistem buka tutup di tol fungsional.
Selain jalan tol, para pengguna jalan juga bisa menggunakan jalan arteri atau non-tol. Namun, disarankan untuk memperhatikan rambu lalu lintas dan persimpangan jalan, termasuk persimpangan yang bersinggungan dengan rel kereta.
Sebagai contoh bisa ditemui di jalan antara Jombang ke Ngawi. Di sana ada tujuh persimpangan yang lalu lintasnya padat saat kereta lewat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.