KOMPAS.com - Danchi, jika diterjemahkan secara harfiah dari Bahasa Jepang menjadi "lahan kelompok". Namun, kini Danchi telah merujuk pada blok-blok perumahan publik Jepang.
Danchi muncul pada 1960-an ketika negara tersebut dihadapkan pada modernisasi dan urbanisasi yang cepat.
Di tengah periode pertumbuhan tinggi, pemerintah membangun kompleks apartemen di banyak daerah pinggiran untuk mengimbangi permintaan perumahan dari populasi yang tumbuh pesat.
Pada zaman tersebut, kiblat ke barat dianggap sebagai puncak modernitas. Saat ini, semakin sedikit orang Jepang yang tinggal di rumah susun (rusun) tersebut karena usianya semakin tua.
Orang-orang Jepang lebih memilih model lain seperti rumah keluarga tunggal atau kondominium.
Meskipun banyak bangunan Dachi yang sudah bobrok, mereka tetap menjadi raksasa arsitektur yang tenang dari lanskap kota.
Meskipun awalnya tertarik oleh estetika, survei fotografi Ellginham selama setahun menangkap sejarah dan signifikansi sosial dari tempat tinggal ini.
Menurut dia, ada semacam nostalgia di tempat-tempat ini.
"Tampilannya adalah beton dingin, tetapi jauh di dalam, Anda menemukan secercah harapan, taman bermain, seni mural, fasilitas masyarakat, dan mimpi bahwa besok akan lebih baik dari kemarin," kata Ellginham.
Berikut beberapa hasil jepretan Ellginham.