JAKARTA, KOMPAS.com - Tudingan terhadap pemerintah melakukan pencitraan atas penyelesaian proyek-proyek infrastruktur selama ini, menjadi berita terpopuler yang dibaca masyarakat di kanal properti Kompas.com, sepanjang Sabtu (12/5/2018).
Ketua Komisi V yang juga politisi Partai Gerindra, Fary Djemi Francis, melontarkan tudingan tersebut dalam sebuah diskusi bertajuk 'Pembangunan Infrastruktur untuk Siapa?' di Jakarta, Jumat.
Meski demikian, mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengakui, all out-nya Presiden Joko Widodo dalam pembangunan infrastruktur di sejumlah daerah untuk mengejar ketimpangan pembangunan yang ada di Pulau Jawa.
Berikut sejumlah berita populer di kanal properti Kompas.com, kemarin:
1. Presiden Jokowi dianggap pencitraan
Pembangunan infrastruktur yang kini terus digenjot pemerintah, dinilai belum memberikan dampak positif oleh Ketua Komisi V DPR Fary Djemy Francis.
Bahkan, politisi Partai Gerindra itu menyebut penyelesaian sejumlah proyek infrastruktur yang ada hanya sebatas pencitraan oleh Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, banyak proyek infrastruktur yang diselesaikan menjelang perhelatan tahun politik saat ini.
"Kita lihat semua target-target berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, itu ujungnya kalau tidak harus diselesaikan 2018, 2019," kata Fary di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Pencitraan tersebut dilihat Fary dari banyaknya pemberitaan soal pembangunan infrastruktur yang muncul di media massa. Padahal, bila dilihat dari alokasi anggaran tidak terlalu besar.
"Jadi kalau dikatakan bahwa ini di media, di koran, banyak sekali pengeluaran infrastruktur itu, pembangunannya yang banyak, atau beritanya yang banyak?," tuntas Fary.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ketua Komisi V DPR Anggap Pembangunan Infrastruktur Hanya Pencitraan
2. Bisnis properti bersiap bangkit
Dollar AS boleh saja perkasa dengan mempecundangi Rupiah di angka Rp 14.000. Namun begitu, bisnis properti Indonesia justru tengah bersiap menyongsong masa depan yang cerah.
Jika merunut pada siklus krisis setiap 10 tahun sekali, maka kebangkitan bisnis yang melibatkan 177 industri ini akan terjadi pada 2019 nanti.