BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Schneider

Biar Tamu Enggak Kabur, Pengelola Hotel Mesti Cermati Ini…

Kompas.com - 23/04/2018, 09:01 WIB
Haris Prahara,
Dimas Wahyu

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Faktor kenyamanan adalah hal tak terpisahkan ketika kita berbicara mengenai hotel. Sedikit saja kesalahan dibuat pengelola, bisa-bisa tamu enggan kembali lagi.

Salah satu warga asal Bekasi, Dita (25), punya pengalaman tersendiri saat menginap di sebuah hotel.

Akibat buruknya pelayanan, ia segera “menandai” hotel itu sebagai daftar teratas hotel yang tidak akan pernah kembali disinggahi.

“Pendingin udara di kamar suka mati. Selain itu, lift di hotel tersebut hanya dua unit dan jalannya pun lambat sekali. Saya menginap di lantai 28. Untuk turun ke lantai 1, bisa habis setengah jam,” ujarnya masih gusar mengingat pengalaman medio 2017 lalu.

Apa yang dialami Dita mungkin hanyalah satu dari sekian banyak pengalaman kurang menyenangkan tamu hotel lainnya.

Terkait pengaruh buruknya layanan terhadap tamu hotel, Vice President East Asia Japan EcoBuilding Division Schneider Electric Jean-Baptiste H punya pandangan tersendiri.

Hal itu ia sampaikan dalam forum Innovation Summit 2018 yang diselenggarakan Schneider Electric, Rabu (18/4/2018) di Jakarta.

Menurut penelitian yang dilakukan pihaknya, sebanyak 42 persen komplain di hotel berasal dari kamar tamu.

“Buruknya fasilitas, seperti pendingin udara yang panas atau terlalu dingin, pencahayaan buruk, bisa membuat tamu kecewa dan hilang kesabaran,” ucap Jean.

Ilustrasi hotelSHUTTERSTOCK Ilustrasi hotel
Lebih lanjut ia mengatakan, ketika konsumen telanjur kecewa dan tidak ada cukup upaya dari pengelola hotel untuk mengatasi keadaan, dampak terburuk adalah hotel tersebut kehilangan tamu.

“Reputasi bisa tercoreng ketika tamu yang kecewa itu bercerita kepada orang-orang terdekatnya. Bisa juga, mereka menulis di blog atau media sosial dan viral, itu berbahaya sekali,” sambung Jean.

Berkaca dari kondisi tersebut, sudah selayaknya pengelola hotel selalu menyajikan kualitas layanan prima. Jangan sampai masalah keburu terjadi dan membuat tamu pergi.

“Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah menganalisis kebutuhan tamu dari waktu ke waktu. Misalnya, berapa suhu kamar ideal yang disukai para tamu,” tuturnya.

Dalam menganalisis kebutuhan tamu itu, tambah Jean, pengelola hotel dapat mulai memanfaatkan teknologi digital. Misalnya, dengan teknologi EcoStruxure dari Schneider Electric.

“Teknologi itu membantu pengelola untuk meningkatkan kualitas operasionalnya. Pengaturan digital seperti suhu pendingin udara, gelap terangnya lampu, atau gangguan listrik bisa dilakukan dengan mudah,” tuntas Jean.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com