Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kirim Rangka Baja Pengganti Jembatan Babat

Kompas.com - 19/04/2018, 22:57 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengirimkan rangka baja jembatan pengganti untuk Jembatan Cincin Lama atau dikenal Jembatan Babat yang runtuh, Selasa (17/4/2018). Rangka tersebut dikirim dari gudang peralatan di Citeureup, Bogor, Rabu (18/4/2018).

Adapun bentang jembatan yang runtuh yaitu bentang ke-3 dengan panjang 55 meter. Secara keseluruhan, ada lima bentang yang terdapat pada Jembatan Cincin Lama.

Baca juga : Baut Lepas, Kementerian PUPR Klaim Rutin Merawat Jembatan Babat

“Saya berharap pondasi atau abutment jembatan tidak mengalami kerusakan sehingga bentang jembatan yang runtuh dapat segera diganti. Namun bila mengalami kerusakan akan diperbaiki dulu pondasi atau abutmentnya,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Kamis (19/4/2018).

Ia menargetkan, perbaikan jembatan itu dapat selesai sebelum mudik Lebaran 2018. Meski demikian, bila hal tersebut tidak memungkinkan, maka Kementerian PUPR akan membangun jembatan bailey sebagai jembatan sementara agar tetap dapat dilalui ketika musim mudik.

Pascakejadian, Kementerian PUPR telah menerjunkan tim dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya untuk melakukan evaluasi penyebab kejadian dan kondisi jembatan. 

Menteri PUPR Basuki HadimuljonoKementerian PUPR Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Selain itu, Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR yang juga Ketua Sub Komisi Jembatan Komisi Keselamatan Konstruksi Iwan Zarkasi, tim Pusjatan Balitbang PUPR dan ahli jembatan dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) juga telah ke lokasi untuk melakukan evaluasi mendalam penyebab runtuhnya jembatan. 

Dari hasil evaluasi cepat, penyebab sementara ambruknya jembatan itu lantaran tidak kuat menahan beban truk yang mengangkut muatan berlebih. Beban truk yang melintas mencapai 120 ton, sementara jembatan didesain untuk beban maksimal 70 ton.

Untuk meminimalisasi kejadian serupa ke depan, pemerintah berencan mengaktifkan kembali jembatan timbang. Hal ini untuk mengendalikan muatan truk agar sesuai dengan standar.

“Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan sebelum kejadian Jembatan Cincin Lama telah berkoordinasi dalam rangka penyiapan regulasi pengendalian truk-truk bermuatan lebih. Kami usulkan sanksinya tidak denda tetapi diturunkan kelebihannya,” tutur Basuki.

Rangka baja jembatan pengganti untuk Jembatan Cincin Lama dikirim dari gudang peralatan Kementerian PUPR, Citereup, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/4/2018).Kementerian PUPR Rangka baja jembatan pengganti untuk Jembatan Cincin Lama dikirim dari gudang peralatan Kementerian PUPR, Citereup, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/4/2018).
Untuk pemeliharaan, Basuki mengklaim, selalu dilaksanakan secara rutin baik untuk struktur seperti kekencangan baut, lantai jembatan hingga pengecatan.

Selain itu juga dilakukan pemeliharaan struktur bawah jembatan termasuk pencegahan gerusan atau scouring pada pondasi jembatan.

Sekadar informasi, Jembatan Cincin Lama termasuk ke dalam jenis Callender Hamilton (CH). Secara keseluruhan, ada 179 jembatan dengan tipe ini yang tersebar di 26 provinsi.

Jembatan tipe ini banyak dibangun pada periode tahun 1970 hingga tahun 1990. Panjang jembatan CH bervariasi, namun hanya dua jembatan tipe CH yang memiliki panjang diatas 200 meter yakni Jembatan Cincin Lama dan Jembatan Sungai Lubuk Jambi di Provinsi Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com