Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Aset Alternatif Mulai Dilirik Investor Asia Pasifik

Kompas.com - 10/04/2018, 13:30 WIB
Arimbi Ramadhiani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Investor kini mulai beralih ke sektor properti alternatif untuk memanfaatkan hasil yang menarik dan prospek pertumbuhan jangka panjang di Asia Pasifik.

Berdasarkan riset Jones Lang LaSalle (JLL) yang berjudul ‘Bangkitnya Properti Alternatif di Asia Pasifik’, sektor-sektor alternatif sebagai aset properti non-tradisional berupa fasilitas lansia atau panti jompo, perumahan siswa, pusat pendidikan, pusat data dan laboratorium.

“Secara global, pasar properti alternatif Asia Pasifik masih relatif belum matang dibandingkan dengan Eropa dan AS tetapi minatnya terus berkembang," ujar COO dan Head of Alternatives, Pasar Modal, JLL Asia Pasifik Rohit Hemnani melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (10/4/2018).

Hal ini disebabkan para investor terus mencari sektor baru untuk melakukan diversifikasi aset dan meningkatkan imbal hasil.

Cara aset alternatif terstruktur menyajikan sewa operasi jangka panjang dan menyediakan aliran pendapatan yang stabil serta menurunkan volatilitas pasar.

Mal.www.shutterstock.com Mal.
Menurut JLL, perkiraan hasil atas aset alternatif seperti pusat data bisa berkisar 4-6 persen di Tokyo dan Singapura, dan 6-7 persen untuk Sydney.

Sebaliknya, aset inti seperti gedung perkantoran hanya dapat menghasilkan sekitar 2,5 persen di Tokyo dan 4,5 persen di Sydney.

Sementara pusat perbelanjaan memimpin dengan angka 5 persen di Australia dan 2,5 persen hingga 3 persen di Tokyo.

Hemnani menambahkan, pembeli aset alternatif teratas secara global adalah Real Estate Investment Trust (REIT), dana ekuitas, manajer investasi, perusahaan operator properti, dan pengembang.

Pada 2016 saja, lima kelompok investor ini menempatkan lebih dari 43 miliar dolar AS ke dalam sektor tersebut.

"Di Asia Pasifik, kami melihat kecenderungan serupa dari pengembang dan swasta yang mengalokasikan lebih banyak modal pada aset alternatif. Sementara untuk perawatan lansia, REIT sangat aktif di negara-negara seperti Jepang," tutur Hemnani.

Roppongi di Tokyo, Jepang.KKday Image Resources Roppongi di Tokyo, Jepang.
Laporan tersebut juga menjelaskan, prospek aset alternatif di Asia Pasifik positif dan akan terus mendapatkan momentum karena pergeseran demografis yang luas seperti urbanisasi, populasi yang menua, peningkatan kekayaan rumah tangga dan meningkatnya penggunaan teknologi.

Kelas aset seperti pendidikan dan penyimpanan mandiri akan memperoleh manfaat dari pertumbuhan populasi perkotaan di Asia Pasifik, yang akan mencapai lebih dari 400 juta orang pada 2027.

Adopsi gawai pintar, komputasi berbasis cloud, dan Internet of Things (IoT) yang cepat akan mendorong lonjakan permintaan pusat data, didukung oleh tambahan 560 juta pengguna internet selama dekade berikutnya di wilayah tersebut.

Sementara itu, populasi lansia di kawasan tersebut akan meningkat dengan tambahan 146 juta orang dalam 10 tahun ke depan, dengan demikian akan berkontribusi pada perluasan perumahan lansia dan panti jompo.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com