JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Keselamatan Konstruksi (K2) bekerja cepat dalam mengevaluasi proyek
infrastruktur yang didesain dengan konstruksi layang atau
elevated.
Dari 40 proyek yang dievaluasi, 38 di antaranya sudah dinyatakan lolos dan dapat dilanjutkan kembali. Termasuk proyek yang sempat mengalami kasus
kecelakaan konstruksi pada saat pengerjaannya.
Ketua Komite K2 Syarif Burhanuddin pun berharap tidak ada lagi kasus kecelakaan konstruksi di kemudian hari. Ia pun enggan berandai-andai bila nantinya kembali terjadi kasus kecelakaan konstruksi pasca evaluasi dilakukan.
"Jangan berdoa seperti itu (ada kecelakaan lagi). Kamu Tuhan bukan? Bukan kan. Ya kami harus yakin," kata Syarif di Jakarta, Kamis (1/3/2018).
KOMPAS.com/Moh.Anas Tim Lafor Mabes Polri Cabang Surabaya melakukan penyelidikan sekaligus investigasi ambruknya grider flayover tol Pasuruan-Probolinggo
Ia menegaskan, aspek keselamatan menjadi hal utama yang harus diperhatikan di dalam setiap pekerjaan konstruksi. Untuk itu Syarif menekankan, agar para kontraktor mematuhi setiap prosedur operasional standar ketika terjun ke lapangan.
"(Ibarat) kamu naik mobil, pasti aka selamat. Kalau ada kecelakaan, bukan kami yang minta. Jadi jangan berpikir yang negatif. Kami berupaya agar tidak ada lagi, dengan melaksanakan tadi metodologi, standar prosedur, itu saja," tutur Syarif.
Syarif pun mendukung langkah Kementerian BUMN yang berencana merombak struktur BUMN karya untuk menambah direktorat baru yang khusus memastikan persoalan keamanan.
Menurut dia, faktor keamanan tak cukup hanya sebatas implementasi di lapangan, tetapi juga perlu didukung dari sisi kelembagaan.
"Sehingga itu perlu juga dibuat organisasi itu di BUMN. Dan bukan hanya BUMN, semua pelaksana diminta untuk memperkuat aspek K3," pungkas Syarif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.