JAKARTA, KOMPAS.com - Satu dari dua bentang tengah Jembatan Holtekamp akhirnya diangkat. Sebelumnya, pekerjaan proyek ini turut dihentikan sementara menyusul kembali terjadinya insiden kecelakaan kerja pada proyek infrastruktur.
Pengangkatan bentang tengah tersebut dilangsungkan Rabu (21/2/2018) kemarin. Seakan tak ingin mengulangi kesalahan yang terjadi pada proyek infrastruktur lain, struktur yang memiliki berat 2.000 ton itu diangkat dengan pengawasan ketat.
Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Danis H Sumadilaga, Direktur Pembangunan Jalan Achmad Gani Ghazali Akman, Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Deded Permadi Sjamsudin, hingga Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasiona (BBPJN) XVIII Osman H Marbun turut hadir menyaksikan langsung proses pengangkatan tersebut.
Untuk dapat melanjutkan pekerjaan infrastruktur layang tersebut, penanggung jawab pekerjaan dan pelaksana pekerjaan menyampaikan kembali desain dan metode kerjanya.
"Kami lakukan pengecekan ulang seluruhnya secara detil dan Alhamdulillah mendapat persetujuan. Proses pengangkatan yang semula direncanakan jam 08.00 WIT mundur menjadi hampir jam 14.00 WIT,” kata Arie dalam keterangan tertulis, Kamis (22/2/2018).
Hasil evaluasi yang sebelumnya dilakukan Komite Keselamatan Konstruksi dan Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ) menyatakan, bahwa pekerjaan dapat kembali dilakukan.
Evaluasi meliputi desain, metode kerja, sumber daya manusia hingga peralatan yang digunakan.
Adapun pengangkatan bentang tengah pertama membutuhkan waktu satu minggu dan dilanjutkan dengan pengangkatan bentang tengah jembatan yang kedua.
Arie meminta agar pada pengangkatan yang kedua, dapat dihadiri oleh para insinyur muda Kementerian PUPR lainnya sebagai sarana belajar bersama.
Setelah kedua bentang tengah tersebut terangkat, akan dilakukan penyambungan dan pengelasan yang membutuhkan waktu 4 hari, pemasangan bondek untuk plat lantai, pemasangan bearing, pembesian dan pengecoran lantai jembatan yang ditargetkan selesai Juni 2018.
Pecahkan rekor
Dua bentang tengah Jembatan Holtekamp yang diproduksi di PT PAL Indonesia, di Surabya, berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Tidak tanggung-tanggung, MURI mengganjar dua bentang tengah yang dibangun konsorsium kontraktor PT Pembangunan Perumahan, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya dengan biaya Rp 1,7 triliun itu, dengan dua penghargaan sekaligus.
Keduanya yaitu pengiriman jembatan rangka baja utuh dengan jarak terjauh dan rekor pemasangan jembatan rangka baja utuh terpanjang.
Bentang tengah sepanjang 112 meter itu dikirim dengan menggunakan kapal khusus melalui jalur laut selama 19 hari dan menempuh jarak 3.200 kilometer.
Kehadiran Jembatan Holtekamp dengan total panjang 732 meter itu, diyakini bakal memangkas waktu tempuh pengguna jalan dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam kini menjadi 60 menit.
Selain itu kehadirannya juga akan mendorong pengembangan kawasan pertumbuhan baru, menumbuhkan sektor pariwisata dan sebagai ikon baru Papua.