SINGAPURA, KOMPAS.com - Peritel pakaian asal Amerika Serikat, GAP dan Banana Republic, dipastikan hengkang dari Singapura.
Tinggal dua minggu tersisa hingga GAP dan Banana Republic mengucapkan sayonara untuk selamanya.
Baca juga : Ritel Singapura Terguncang, GAP dan Banana Republic Tumbang
Kepastian itu diumumkan langsung oleh pengelola merek GAP dan Banana Republic di Negeri Merlion, yaitu FJ Benjamin.
"FJ Benjamin menutup dua sisa toko Banana Republic dan tiga toko GAP di Singapura pada akhir bulan ini, menyusul keputusan untuk tidak memperbarui franchise yang berakhir pada 28 Februari,” kata juru bicara FJ Benjamin.
Lantas apa penyebab GAP dan Banana Republic tumbang?
Belum lagi, kata Amos, persaingan ritel di Singapura semakin sengit. Utamanya, setelah peritel seperti Uniqlo terus melakukan ekspansi.
Uniqlo, imbuh dia, bisa menarik perhatian warga Singapura dengan harganya yang relatif kompetitif dan peluncuran produk baru yang simultan.
Baca juga : Pesona Ritel Singapura Kian Redup, Mungkinkah Bisa Bertahan?
"GAP dan Banana Republic kurang memiliki identitas yang jelas. Tidak ada keunikan dalam produk mereka, baik dari segi desain maupun harga," cetus Amos, seperti dilansir Straits Times, Jumat (16/2/2018).
Untuk diketahui, gerai GAP yang tersisa di Singapura, antara lain terletak di Suntec City dan Vivo City.
Baca juga : Indonesia Kalahkan Pasar Ritel Singapura
Sementara itu, Banana Republic memiliki toko di Paragon dan Marina Bay Sands.
Sebelumnya, menjelang akhir 2017, jaringan ritel GAP Inc. merilis kabar akan menutup sedikitnya 200 cabang GAP dan Banana Republic dalam kurun waktu tiga tahun ini.
Diperkirakan saat ini jumlah gerai GAP di seluruh dunia diperkirakan mencapai 2.000 cabang.
Pihak GAP Inc. menyebutkan, penutupan itu merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan untuk mendongkrak kinerjanya. Penutupan utamanya diprioritaskan pada gerai yang penjualannya kurang bersinar.