Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rayakan Imlek, Pengelola Mal Kuala Lumpur Enggan Pajang Anjing

Kompas.com - 16/02/2018, 17:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meski Tahun Baru China saat ini diperingati sebagai tahun anjing, namun dekorasi dengan menggunakan zodiak tersebut jarang terlihat di sejumlah pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur.

Dilansir dari Nikkei, sejak sepekan sebelum perayaan tahun baru dilaksanakan, beragam dekorasi dipajang di pusat perbelanjaan di ibu kota negara Malaysia tersebut.

Baca juga : Dalam Tiga Tahun, Kuala Lumpur Dibanjiri 27 Mal Baru

Seperti bunga plum untuk mengantar ke peralihan musim semi serta ornamen lainnya yang didominasi warna merah menyala.

Namun, tidak ada satu pun yang menunjukkan bahwa Tahun Baru China ini diperingati sebagai Tahun Anjing, yang merupakan satu dari 12 hewan dalam kalender astrologi China tersebut.

Salah satunya terpantau di Giant, sebuah unit Dairy Farm International Holdings yang berbasis di Hongkong. Pada sejumlah kaos yang mereka jual, seluruh hewan pada zodiak China ada, kecuali anjing dan babi.

Kedua hewan tersebut dianggap haram bagi mayoritas muslim yang tinggal di sana. Bahkan, para pedagang eceran beretnis China pun, memilih untuk tidak memajang kaos bergambar anjing untuk menghindari konflik yang tidak perlu.

"Kami ada orang yang menjalankan bisnis praktis," kata Ketua Malaysian Shopping Malls Association Eddy Chen.

Menurut dia, bukan kali ini saja manajemen mal menghindari ornamen atau gambar yang dipajang yang bertentangan dengan hal-hal berbau agama.

Meski tidak ada perintah secara langsung dari asosiasi, Chen mengaku, keputusan untuk tidak memajang ornamen anjing merupakan bagian dari kebijakan pusat perbelanjaan masing-masing.

Memang, biasanya dalam setiap perayaan Imlek, hewan yang menjadi zodiak pada tahun tersebut akan ramai dijadikan dekorasi di pusat perbelanjaan, seperti ayam jantan atau kelinci.

Otoritas Keagamaan Malaysia sebelumnya bahkan telah meminta kepada restoran cepat saji asal Amerika Serikat, Auntie Anne's untuk mengganti nama salah satu menu mereka 'Pretzel Dog' menjadi 'Pretzel Sausage'. Alasannya, untuk menghindari adanya protes dari masyarakat.

Namun, menurut beberapa pembeli, reaksi yang ditunjukkan manajemen pusat perbelanjaan terlalu berlebihan.

"Itu hanya sebuah logo, saya tidak mengerti mengapa mereka begitu takut," kata Zarinah Zainal, seorang pengusaha.

Menurut dia, apa yang dilakukan manajemen pusat perbelanjaan justru seakan membuat umat muslim dipandang negatif.

Departemen Pengembangan Islam Malaysia pada awal pekan ini sebenarnya telah meminta masyarakat untuk menghormati penggunaan simbol hewan sebagai salah satu bagian dari perayaan Imlek.

Dalam imbauannya, disebutkan, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mempertahankan nilai-nilai persatuan di Malaysia yang merupakan negara multi etnis.

Namun sektor bisnis tidak ingin ambil risiko.

"Ada banyak cara untuk menghias mal, dan belum tentu menggunakan hewan," kata Chen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau