STOCKHOLM, KOMPAS.com - Peritel pakaian tersohor asal Swedia, H&M, kembali merilis kabar mengejutkan.
Pada Rabu (14/2/2018), H&M mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi remuk redamnya bisnis ritel dewasa ini.
Dalam pernyataan resminya, H&M mengatakan bahwa penjualan di gerai fisiknya bakal semakin merosot sepanjang tahun ini. Sebuah pernyataan yang mungkin terdengar pesimistis untuk peritel sekelas H&M.
Baca juga : Penjualan H&M Tahun Ini Diprediksi Terus Merosot
Terlebih lagi, tahun 2018 baru berjalan lebih kurang 45 hari, masih ada ratusan hari yang akan ditempuh hingga tahun berganti.
H&M lantas memprediksi, kenaikan penjualan toko fisik baru akan terjadi mulai 2019 mendatang.
Masih panjangnya masa pemulihan tersebut membuat H&M ogah berharap banyak dari penjualan di gerai konvensional.
Di sana, H&M menggandeng Tmall, yang masih terkait dengan raksasa digital Alibaba. H&M berharap kangtau (rezeki yang tiba-tiba diterima) dari semiliar lebih warga Negeri Panda.
Baca juga : Simak, Cara H&M Berkelit dari Guncangan Ritel
Bersamaan dengan pernyataan getir jika penjualan di gerai fisik makin redup tahun ini, H&M justru mempublikasikan prediksi kenaikan pendapatan dari bisnis daring hingga 25 persen sepanjang 2018.
Menurut Bloomberg, itulah pertama kalinya H&M terang-terangan merilis penetrasi bisnis digitalnya kepada publik.
Masih disebutkan Bloomberg, H&M selama ini dipandang tertutup untuk membicarakan secara detail bisnis perusahaannya.
Paparan kinerja
Namun, jika diselisik lebih jauh, bukan tanpa sebab H&M berani mengumbar prediksi redupnya bisnis gerai fisik seperti itu.
Laba sebelum pajak H&M dalam tiga bulan per November 2017 merosot hingga dua digit, persisnya sebesar 34 persen. Nilainya susut jadi 4,9 miliar kronor Swedia (sekitar 440 juta Poundsterling).