JAKARTA, KompasProperti - Banyak tren properti yang lebih dulu berkembang di luar, lantas diadopsi di Tanah Air. Salah satunya adalah perkantoran bersama atau coworking space.
Namun, selain coworking space, saat ini juga tengah berkembang tren lain yakni coliving space atau hunian bersama. Tren ini tengah berkembang di kota-kota besar di Eropa, seperti di London, Inggris.
"Tren ini sebenarnya belum masuk ke sini secara luas, walaupun secara fundamental ini adalah kebiasaan orang Indonesia, yaitu kos-kosan," kata Director Head of Research and Consultants Savills Indonesia Anton Sitorus di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Namun, menurut Anton, coliving space berbeda dengan kos-kosan seperti yang dikenal di Indonesia. Konsep utama dari hunian bersama ini adalah sharing atau berbagai.
"Jadi, di sana (London) ini (coliving) sebenarnya enggak beda jauh dengan AirBnb. Kita punya rumah, ada kamar kosong, itu dijual di AirBnb. Akhirnya jadi sharing juga, cuma di luar itu dipopulerkan," kata dia.
Konsep ini, kata dia, sangat cocok bagi generasi milenial yang bekerja di tengah kota, namun belum memiliki keinginan untuk membeli rumah atau apartemen.
Para generasi milenial ini memiliki karakteristik yang unik, yaitu suka kebebasan, fleksibel serta cassual. Hal ini dianggap cocok dengan konsep coliving itu sendiri.
"Di London sudah mulai berkembang, tapi di kita belum," ujarnya.
Di Indonesia sendiri, keberadaan coliving baru terdapat di Ubud, Bali yang dikembangkan oleh arsitek asal Jerman, Alexis Dornier. Ia mengembangkan Roam, sebuah brand yang menyediakan coliving housing. Selain di Bali, Roam juga sudah ada di Miami.
Sementara itu, di tengah tingginya harga apartemen, serta rendahnya kemampuan daya beli generasi milenial dalam membeli rumah di tengah kota, ia mengatakan, coliving space dapat menjadi salah satu solusi hunian yang bisa dikembangkan oleh para pengembang.
Alex pun meyakini, bila ada coliving space yang terletak di lokasi strategis yang dekat dengan perkantoran, maka akan banjir peminat.
"Pengaruhnya tentu akan besar. Terutama buat mereka yang kantornya di Sudirman atau bule-bule junior yang belumbbisa sewa di Four Seasons. Ini potensi juga bagi generasi milenial dan lainnya," ujar Alex.