BEKASI, KompasProperti - Sejak diciptakan oleh penemunya, Insinyur Tjokorda Raka Sukawati, teknologi sosrobahu yang digunakan pada konstruksi jalan tol layang bak ditelan bumi.
Teknologi ini pertama kali dikenalkan Raka saat pada tahun 1988 ketika dipercaya menggarap Jalan Tol Wiyoto Wiyono atau yang lebih akrab disebut Jalan Tol Cawang-Tanjung Priok.
Baca juga : Teknologi Sosrobahu Lahir Setelah Penemunya Utak-atik Mercy
Namun, setelah proyek itu rampung konstruksinya pada tahun 1990, teknologi itu tak lagi digunakan di dalam negeri.
"Kiprahnya sepi, sampai kemarin terakhir kami justru menemukannya di Filipina," kata Direktur Operasi 2 PT Waskita Karya (Persero) Tbk Nyoman Wirya Adnyana di Tambun, Bekasi, Rabu (13/12/2017).
Di saat di dalam negeri teknologi itu tak dipakai, negara lain justru meliriknya. Sebut saja Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
Kini, setelah hampir 30 tahun tidak digunakan, teknologi yang berdasarkan teknik fisika sederhana dengan Hukum Pascal itu, digunakan kembali. Kali ini, Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) lah yang berkesempatan mencicip teknologi karya anak bangsa itu.
"Pada kesempatan ini kembali kami mengajak untuk sosrobahu kembali menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Nyoman.
Ia pun berharap, agar ke depan banyak proyek pembangunan jalan yang menerapkan teknologi ini.
Di samping itu, seiring dengan perkembangan jaman, perlu ada penyempurnaan dalam teknik ini, mulai dari kecepatan waktu dan biaya yang lebih murah.
"Ini barangkali dari pihak sosrobahu menjadi tantangan tersendiri," tutupnya.