JAKARTA, KompasProperti - PT Nusantara Infrastructure Tbk menjalin kerjasama investasi dengan sebuah perusahaan asal Filipina yakni Metro Pacific Investments Corporation (MPIC).
MPIC, melalui anak usahanya PT Metro Pacific Tollways Indonesia membeli 6,6 miliar lembar saham atau setara dengan 43,3 persen dari seluruh saham yang dikeluarkan Nusantara Infrastructure dari PT Matahari Kapital Indonesia.
Proses penandatanganan kerjasama investasi itu dilakukan berbarengan dengan pagelaran Indonesia Infrastructure Week (IIW) 2017 di JCC dan disaksikan langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Rabu (8/11/2017).
CEO Nusantara Infratructure Muhammad Ramdani Basri mengatakan, kerjasama dengan MPIC bertujuan untuk memperkuat nilai perusahaan dalam mewujudkan pertumbuhan potensial di bidang pembangunan infrastruktur, terutama di sektor jalan tol, air, menara telekomunikasi, energi, dan pelabuhan.
"Kami mendapatkan kepercayaan dari mitra strategis, untuk bersama-sama mengembangkan dan mempercepat pertumbuhan infrastruktur di Indonesia melalui investment partnership ini," kata Ramdani.
Nusantara Infrastructure, tambah dia, menyadari pentingnya partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur, sehingga perusahaan melakukan terobosan baru dengan memperkenalkan business model yang mampu menarik para mitra strategis, khususnya investor asing.
Ramdani menambahkan, langkah ini merupakan bagian dari komitmen Nusantara Infrastructure sebagai perusahaan swasta untuk turut serta berkontribusi dalam mempercepat pembangunan infrastruktur Indonesia tanpa menggunakan APBN.
Menanggapi hal itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro berharap agar perusahaan lokal bisa menjadi tuan rumah di Indonesia dalam hal investasi infrastruktur.
Keputusan Nusantara Infrastructure bekerjasama dengan MPIC juga diapresiasi Bambang sebagai langkah cerdas guna memperkuat kuku investasi infrastruktur mereka pada masa depan.
Pasalnya, investasi infrastruktur membutuhkan dana yang besar sangat besar. ADalah hal yang wajar jika mereka mencari mitra investor asing.
"Saya yakin di dalam perjanjian mereka ada semacam perjanjian buy-back yang nantinya akan membuat perusahaan investasi infrastruktur di Jndonesia semakin kuat," tutur eks Menteri Keuangan tersebut.
Hingga pada akhirnya, lanjut Bambang, lama kelamaan ketika perusahaan semakin besar dan proyek-proyeknya sudah semakin matang, maka perusahaan Indonesia nantinya secara perlahan bisa menjadi pemegang saham mayoritas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.