SINGAPURA, KompasProperti - Menteri Pembangunan Nasional Singapura Lawrence Wong mendesak para penilai di negara-negara Asean, termasuk para pemangku kepentingan industri properti untuk memanfaatkan inovasi digital.
Berbeda dengan industri distribusi, media, dan pariwisata, inovasi digital tidak banyak berdampak pada sektor properti. Meski begitu, segala sesuatunya mulai berubah.
Wong mencontohkan Canada Mortgage and Housing Corporation, yang memanfaatkan basis data informasi properti untuk mengembangkan sistem penilaian risiko otomatis.
"Industri properti, termasuk sektor valuasi, harus menyesuaikan diri dengan perubahan, dan berubah dalam menghadapi inovasi digital," kata Wong seperti dilansir PropertyGuru dari Straits Times, saat peluncuran Asean Valuers Association Congress.
Dia menambahkan, selain pengembang, profesi lain yang harus memanfaatkan teknologi digital adalah penilai bisnis properti, dan para intelektual yang terlibat di dalamnya.
Bukan tanpa alasan Wong berbicara seperti ini. Menurut dia, semakin banyak, penilaian aset tidak berwujud seperti kekayaan intelektual, kontrak layanan, dan data kepemilikan, memanfaatkan inovasi digital, akan menjadi lebih penting saat menilai bisnis.
Hal ini menjadi niscaya, karena pertumbuhan inovasi digital yang terkait sektor jasa terus berlanjut, bahkan mencakup 50 persen produk domestik bruto Asean.
Didirikan pada tahun 1981, Asean Valuers Association memiliki lima anggota pendiri yakni Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.