SEATTLE, KompasProperti – Saat dibuka pada tahun 2004, perpustakaan umum baru di Seattle, Amerika Serikat, dipublikasikan sebagai model yang mewakili era digital dan semangat warga dalam menyambut milenium baru.
Gedung empat lantai itu terhubung dengan tangga berbentuk spiral sehingga orang bisa naik turun melalui tangga yang landai. Desain yang disebut membanggakan itu dibuat oleh Rem Koolhaas dan Joshua Prince-Ramus dari rumah produksi OMA.
Di sisi lain, banyak orang menduga bahwa buku-buku yang tersimpan di dalam perpustakaan itu akan masuk ke katalog kartu dan rekaman kaset.
Namun, setelah lebih dari satu dekade, permintaan terhadap buku yang masih bisa ditemukan di perpustakaan itu tetap kuat.
"Ide bahwa setiap orang akan membaca tulisan di layar belum terbukti benar. Tetap ada tempat untuk buku-buku kuno. Industri penerbitan mengerti soal itu. Hal ini bisa dilihat dari desain berkualitas tinggi perpustakaan tersebut," ujar Meredith TenHoor, sejarawan arsitektur dan profesor di Pratt Institute School of Architecture.
Sementara itu, Wakil Presiden Bidang Perencanaan Modal di Perpustakaan Umum New York atau New York Public Library (NYPL) Risa Honig mengatakan, saat itu pihaknya menganggap bahwa buku tidak hanya soal eksistensi arsitektural.
Waktu itu, sekitar 20 persen dari keseluruhan sirkulasi NYPL adalah buku elektronik (e-book).
"Buku menciptakan suatu penampilan dan memberi rasa dalam suatu ruangan. Jadi tidak hanya bagian dari desain, tetapi merupakan hal penting,” kata Honig.
Hal itu bisa dilihat di cabang perpustakan yang baru dibuka di 53rd Street dan yang segera direnovasi di Mid-Manhattan.
Hal itu seperti yang terlihat dari hasil rancangan ulang di Mid-Manhattan oleh Mecanoo dan Beyer Blinder Belle, arsitek dari perusahaan Belanda.
Mereka akan menambahkan tempat duduk, bagian pelayanan, dan ruang publik di perpustakaan yang terbesar di kota tersebut. Rencananya, pembangunan dimulai pada musim gugur.
"Ada ruang untuk penelitian dan berbagai tugas yang perlu dikerjakan di perpustakaan. Tersedia juga ruang sesuai penggolongan buku seperti di perpustakaan lama yang disukai orang," ucap TenHoor mengacu pada desain Mecanoo.
Menurut Honig, ketika merancang ulang perpustakaan, NYPL berusaha memadukan tempat duduk formal dan santai, ruang multiguna, lebih banyak akses internet dan keluar, serta cahaya alami.