Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Subsidi Tidak Layak Huni, REI Minta Komitmen Pemerintah

Kompas.com - 25/08/2017, 18:13 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti -Masalah perumahan rakyat seolah tidak pernah usai. Di tengah tingginya kebutuhan masyarakat akan rumah, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencetuskan program Sejuta Rumah.

Meski namanya Sejuta Rumah, nyatanya rumah yang dibangun belum pernah mencapai satu juta. Masalah yang berikutnya muncul adalah terkait kulitas rumah subsidi.

Survei pemanfaatan rumah bantuan program Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menemukan, 30 persen rumah yang sudah akad kredit tidak dihuni karena tidak layak.

Ketidaklayakan ini disebabkan belum tersedianya listrik dan air.

"Listrik itu kan tugasnya PLN, air itu kan PDAM. Kita mengimbau kepada pemerintah supaya seluruh stakeholder yang berkaitan dengan Sejuta Rumah punya komitmen yang sama," ujar Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, Jumat (25/8/2017).

Pria yang kerap disapa Eman ini mengatakan, ada beberapa daerah di Indonesia yang sudah bagus sekali aliran listrik dan airnya.

Namun, ada pula yang tidak demikian. Ia mencontohkan, di Kalimantan pernah ada 700 unit yang selama 2 tahun tidak bisa dihuni karena PLN tidak masuk.

Sementara di Balikpapan, pernah ada sejumlah rumah yang kosong karena belum ada airnya.

"Kalau kaitannya dengan listrik dan air, kita meminta stakeholder itu untuk punya spirit yg sama. Jangan kita jadi tanggung jawab utamanya," kata Eman.

Ia menambahkan, Sejuta Rumah merupakan Program Strategis Nasional sehingga harus ada komitmen bersama dari seluruh lembaga atau kementerian pemerintah.

Menurut Eman, Kementerian PUPR sendiri sudah berupaya untuk memaksimalkan program ini. Namun, jika tidak didukung dengan stakeholder terkait seperti PLN dan PDAM, maka program ini menjadi kurang efektif.

Untuk masalah air, Eman menilai, ada beberapa daerah yang bisa memanfaatkan sumur pantek seperti di Jawa, yaitu dari Banten sampai ke Cikampek.

"Masalahnya, tidak semua daerah bisa pakai sumur pantek. Di Kalimantan itu susah sekali. Kalau dibebankan ke kita (pengembang), kita enggak punya power," jelas Eman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com