KompasProperti - Gedung pencakar langit di Hongkong dengan nilai kapital Rp 1,146 miliar per meter persegi, menjadi aset properti komersial termahal di dunia menurut Indeks Skyscraper Knight Frank terbaru.
Di posisi kedua diduduki Tokyo seharga Rp 702 juta per meter persegi, dan disusul Manhattan seharga Rp 530 juta per meter persegi.
"Harga sewa gedung pencakar langit tertinggi di dunia ada di Hongkong, sekaligus terjadi kekurangan ketersediaan lahan untuk pengembangan di masa depan," kata Andrew Sim, Head of Global Capital Markets Knight Frank, seperti dikutip dari Property-Report, Senin (17/7/2017).
Tingginya harga sewa di kota-kota yang menjadi pusat keuangan seperti Shanghai, Singapura, Manhattan, dan London, disebabkan lantaran tingginya permintaan akan ruang pada bangunan pencakar langit di sana oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan.
Di San Fransisco, misalnya, nilai sewa rata-rata bangunan komersial di sana mencapai Rp 358 juta per meter persegi, yang membuat kota tersebut berada di peringkat keempat.
Di posisi selanjutnya ada Sydney Rp 351 juta per meter persegi, London dengan Rp 286 juta per meter persegi, dan Singapura Rp 272 juta per meter persegi.
"Namun, harga untuk gedung-gedung tinggi di Sydney, Melbourne dan Taipei kemungkinan akan bergerak lebih cepat dalam dua tahun ke depan. Kami berharap para investor dapat melihat aset piala di luar pusat keuangan utama," kata Sim.
Pada awal tahun ini, Hongkong juga menduduki posisi tertinggi untuk harga sewa gedung perkantoran pencakar langit berdasarkan Indeks Knight Frank.
Harga sewa bangunan komersial di kawasan China SAR (Special Administrative Region) rata-rata mencapai Rp 43,4 juta per meter persegi per tahun.
Berikut gambaran tentang bagaimana gedung pencakar langit di Asia dibandingkan dengan gedung pencakar langit di belahan dunia lainnya, berdasarkan nilai komersial bangunan: