Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/07/2017, 18:14 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pengamat ritel Andreas Kartawinata mengatakan sepanjang kuartal II-2017 bisnis ritel mengalami tekanan hebat. 

Hal ini, kata Andreas, dibuktikan dengan omset yang terus turun. Bahkan, pada musim Lebaran lalu, omset yang diraup para peritel yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) hanya 25 persen dari total omset tahunan.

"Sementara Lebaran tahun lalu, omset mereka masih bertengger di angka 40 persen," ujar Andreas kepada KompasProperti, Selasa (12/7/2017). 

Menurut Andreas, penyebab turunnya bisnis ritel ini adalah government spending atau pengeluaran pemerintah yang fokus pada infrastruktur dan lebih bersifat jangka panjang.

Sebaliknya, belanja pemerintah yang bersifat jangka pendek, justru berkurang. Contohnya adalah tertundanya gaji ketigabelas PNS, dan penghematan mengadakan pertemuan di luar kantor.

"Pada gilirannya belanja PNS pun berkurang," tambah Andreas.

Fenomena lain yang kasat mata menunjukkan tertekannya bisnis ritel adalah ditundanya ekspansi bisnis dan tutupnya beberapa gerai milik raksasa ritel di beberapa pusat belanja.

Andreas menyebut gerai Debenhams di Kemang Village yang tutup dan digantikan Matahari Department Store.

Selain itu, dia memberi contoh lainnya, pengurangan karyawan Hypermat yang kemudian dibantah oleh PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)

Presiden Joko Widodo mengunjungi gerai toko elektronik Bhinneka di Mangga Dua Mall, Jakarta, Minggu (18/9/2016) dengan didampingi putra bungsunya, Kaesang Pangarep (foto kiri). Kunjungan Presiden menimbulkan kehebohan di pusat belanja tersebut, sebagaimana diabadikan pengguna Instagram bernama adipotret@Bhinneka/ Twitter, @adipotret/ Instagram Presiden Joko Widodo mengunjungi gerai toko elektronik Bhinneka di Mangga Dua Mall, Jakarta, Minggu (18/9/2016) dengan didampingi putra bungsunya, Kaesang Pangarep (foto kiri). Kunjungan Presiden menimbulkan kehebohan di pusat belanja tersebut, sebagaimana diabadikan pengguna Instagram bernama adipotret
Seperti dilansir Kontan, Selasa (11/7/2017), MPPA membantah kabar bahwa bisnis ritelnya, yakni Hypermart tengah goyang dan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para pegawainya.

Manajer Komunikasi Korporat MPPA Fernando Repi, mengatakan, alih-alih melakukan PHK, MPPA justru akan menambah beberapa gerai baru dan menyerap tenaga kerja baru.

Pusat belanja

Menurut Andreas, sulit bagi pengembang dan pengelola pusat belanja untuk menaikkan tingkat hunian atau occupancy rate karena banyak peritel yang menunda ekspansi.

Hal ini menyebabkan permintaan ruang ritel tidak sebesar kurun 2012-2013 dan 2014 yang merupakan masa-masa bulan madu.

Tipisnya kenaikan permintaan ritel tersebut menyisakan ruang-ruang kosong pusat belanja di Jakarta seluas lebih dari setengah juta meter persegi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau