Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

32 Tahun Lalu, Waktu Tempuh Pasar Minggu-Manggarai Hanya 22 Menit

Kompas.com - 25/02/2017, 18:51 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pertumbuhan kota yang pesat berpengaruh pada menurunnya aksesibilitas.

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia pun mengalami pertumbuhan pesat yang berdampak pada kemacetan.

Dibandingkan 32 tahun yang lalu, waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lainnya saat ini semakin melambat. Akibatnya, mobilitas pun terganggu.

"Sekarang waktu tempuh meningkat lebih dari 4 kali lipat. Dari Pasar Minggu ke Manggarai tahun 1985 hanya 22 menit dengan kecepatan 26,3 kilometer per jam," ujar Ketua Bidang Transportasi Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) DKI Jakarta Reza Firdaus di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Menurut Reza, pada 2000, waktu tempuh rute ini bertambah menjadi 36 menit dengan kecepatan 16,1 kilometer per jam.

Lalu, 11 tahun kemudian, kecepatan kendaraan semakin melambat dengan rata-rata hanya 6,1 kilometer per jam.

Contoh lain, adalah waktu tempuh dari Cilandak ke Monas. Pada 1985, waktu tempuh hanya 38 menit dengan kecepatan 24,7 kilometer per jam.

Kemudian, pada 2000, kecepatan kendaraan kembali berkurang menjadi 49 menit dengan kecepatan 19,2 kilometer per jam.

Lalu, 11 tahun kemudian, kecepatan kendaraan di rute ini hanya 9,4 kilometer per jam dengan waktu tempuh 95 menit.

Kemacetan pada 2002 meningkat pada 2020. Pada 2002, jalur jenuh atau macet hanya di pusat kota Jakarta.

Sementara 2020, diprediksi macetnya sudah menyebar keluar DKI, seperti Depok, Serpong, Bintaro, dan Bekasi.

"Kalau kita lihat Google Maps, jalan-jalan merah terus. Adanya kemacetan berkelanjutan ini menyebabkan ekonomi biaya tinggi, sebagai pekerja rugi, apalagi pebisnis," sebut Reza.

"Ini akibat terlalu besarnya penggunaan kendaraan pribadi dan rendahnya penggunaan kendaraan umum," kata Reza.

Ia menambahkan, hal ini menunjukkan di Jakarta, warga naik kendaraan apapun salah. Jumlah kendaraan umum masih tidak mampu mengakomodasi padatnya penduduk di Jakarta.

"Kemacetan lalu lintas yang berkelanjutan menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan degradasi lingkungan," tutur Reza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seberapa Sering Anda Harus Membersihkan Lantai Vinyl di Rumah?

Seberapa Sering Anda Harus Membersihkan Lantai Vinyl di Rumah?

Tips
Ketemu Jalan Rusak, Lapor ke Mana?

Ketemu Jalan Rusak, Lapor ke Mana?

Berita
Jokowi Luncurkan INA Digital GovTech, AHY Siap Integrasikan Layanan Pertanahan

Jokowi Luncurkan INA Digital GovTech, AHY Siap Integrasikan Layanan Pertanahan

Berita
Layanan Sertifikat Tanah Elektronik Bakal Masuk Portal 'INA Digital'

Layanan Sertifikat Tanah Elektronik Bakal Masuk Portal "INA Digital"

Berita
Basuki Ajak Jepang Bangun Sabo Dam di Gunung Marapi Sumbar

Basuki Ajak Jepang Bangun Sabo Dam di Gunung Marapi Sumbar

Berita
Makin Menguntungkan, Ini Prospek Investasi Properti Komersial pada 2024

Makin Menguntungkan, Ini Prospek Investasi Properti Komersial pada 2024

BrandzView
Tangani Titik Kerusakan Jalan Batas Padang Panjang-Sicincin, HKI Pastikan Beres Akhir Juli

Tangani Titik Kerusakan Jalan Batas Padang Panjang-Sicincin, HKI Pastikan Beres Akhir Juli

Berita
Jakarta Masih Jadi Kota Terbaik Se-Indonesia

Jakarta Masih Jadi Kota Terbaik Se-Indonesia

Berita
Ada Aturannya, Ini Syarat Teknis dan Spesifikasi Jalan Tol

Ada Aturannya, Ini Syarat Teknis dan Spesifikasi Jalan Tol

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Aceh Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gayo Lues: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gayo Lues: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Progres Tol Yogya-Bawen, Dua Ruas Tuntas Kuartal Pertama 2025

Progres Tol Yogya-Bawen, Dua Ruas Tuntas Kuartal Pertama 2025

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Timor Tengah Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Timor Tengah Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sikka: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sikka: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com