KARAWACI, KOMPAS.com - Pada semester pertama tahun ini PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meraup pertumbuhan pendapatan sebesar 8 persen (yoy) menjadi Rp 5,1 triliun. Untuk pertama LPKR mencapai angkat Rp 5 triliun dalam periode enam bulan ini.
Demikian paparan Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya, Senin (15/8/2016), dalam laporan keuangan LPKR untuk kuartal yang berakhir pada 30 Juni 2016 lalu. LPKR mencatat laba kotor perusahaan sebesar Rp 2,3 triliun atau naik 2 persen yoy, sedangkan EBITDA menurun sebesar 15 persen yoy menjadi Rp 1,2 triliun. Laba bersih perusahaan juga menurun sebesar 36 persen yoy menjadi Rp 498 miliar.
"Melemahnya sektor properti terutama disebabkan karena adanya ketidakpastian atas implementasi dan dampak tax amnesty ke sektor properti," ujar Ketut.
Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa pendapatan dari divisi residensial dan urban development menurun sebesar 16 persen yoy menjadi Rp1,8 triliun. Namun, Ketut menyampaikan, pendapatan dari townships naik sebesar 8 persen yoy menjadi Rp1,2 triliun.
Adapun pendapatan dari Large Scale Integrated Developments turun sebesar 41 persen yoy menjadi Rp610 miliar. Pendapatan berdasarkan persentase penyelesaian konstruksi dari Kemang Village dan St Moritz, Jakarta, tercatat turun dibandingkan dengan periode semester pertama tahun lalu.
"Ini disebabkan oleh hampir selesainya pembangunan dan penyerahan unit hunian di kedua proyek tersebut," kata Ketut.
Sementara itu, pendapatan recurring LPKR menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, yaitu bertumbuh sebesar 26 persen yoy menjadi Rp3,3 triliun. Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 65 persen terhadap total pendapatan LPKR yang didukung oleh kuatnya pertumbuhan divisi rumah sakit dan mal.
Kontribusi rumah sakit
LPKR mencatat pendapatan dari divisi rumah sakit healthcare meningkat 29 persen yoy menjadi Rp2,6 triliun. Tujuh rumah sakit milik perusahaan tersebut memberikan kontribusi sebesar Rp 1,4 triliun atau 56 persen dari capaian total. Hal itu didukung dengan pembukaan rumah sakit baru yaitu Siloam Hospitals Buton, Bau-bau, serta Siloam Hospitals Samarinda dan pada April 2016 lalu.
"Saat ini Siloam mengelola 23 rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur lebih dari 5.100. Pembukaan rumah sakit baru lainnya sudah kami dijadwalkan pada semester kedua tahun ini," ujar Ketut.
Sementara itu, pendapatan dari divisi komersial yang terdiri dari mal ritel dan hotel, LPKR mencatat naik sebesar 22 persen yoy menjadi Rp346 miliar. Pendapatan mal naik sebesar 48 persen yoy menjadi Rp164 miliar, terutama berkat peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri.Pada kuartal kedua 2016 ini Lippo Malls tercatat telah mengelola 44 mal di seluruh Indonesia.
"Pertumbuhan dari pendapatan recurring yang terutama ditunjang oleh divisi rumah dan mal ritel telah menopang pertumbuhan pendapatan perusahaan secara keseluruhan. Kami akan mengelola biaya secara hati-hati sambil terus berinvestasi melakukan ekspansi rumah sakit dan jaringan mal ritel secara nasional," ujarnya.
Sementara itu, menurut Ketut, langkah pemerintah untuk implementasi pengampunan pajak atau tax amnesty dan kelonggaran dari regulasi LTV yang telah diantisipasi akan turut meningkatkan permintaan properti pada semester kedua tahun ini.
"Secara keseluruhan bisnis kami akan menguat seiring perbaikan kondisi makroekonomi, terutama dengan adanya penguatan serta kestabilan nilai tukar rupiah," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.