JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam keputusannya membatalkan pembangunan reklamasi Pulau G atau Puit City, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli menyebut PT Agung Podomoro Land (APLN) Tbk bekerja secara serampangan.
Hal ini dibantah secara tegas oleh anak usaha APLN, PT Muara Wisesa Samudra (MWS) sebagai pengembang pulau tersebut.
CEO MWS Halim Kumala mengatakan, pihaknya telah memilih kontraktor terbaik yakni PT Boskalis Internasional Indonesia atau anak usaha Royal Boskalis Westminster dan Van Oord.
"Kontraktor kami (membangun pulau) seperti bikin kue lapis. Jadi selapis-selapis dibuat pulaunya," ujar Halim saat konferensi pers di Hotel Pullman, Jakarta, Sabtu (2/7/2016).
Ia menjelaskan, biasanya kapal yang membawa urugan pasir laut langsung menumpahkan pasir tersebut di area yang akan dibangun pulau reklamasi.
Jika pasir yang dibawa sebanyak 32.000 meter kubik ditumpahkan secara langsung di dalam air, maka secara otomatis lumpur yang di bawah akan naik ke atas.
Apabila sudah demikian, selamanya pulau tersebut akan goyang. Hal yang sama terjadi pada pembuatan jalan. Ketika lumpur tidak dibuang, aspal di atasnya akan bergoyang terus.
Halim menambahkan, kontraktor dari Belanda yang ditunjuk perusahaan, sudah berpengalaman selama 200 tahun dalam mengerjakan reklamasi.
Karena itu, kontraktor tidak memakai metode menumpahkan pasir secara langsung tersebut dalam membangun Pulau G.
"Urugnya ini satu kali jalan 2 jam, karena kerjanya selapis demi selapis. Kelihatan kok dari Green Bay keruh apa ngga," sebut Halim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.