REMBANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga masih Desa Curah Dukuh, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, memblokade Jalan Tol Gempol-Pasuruan ruas Bangil-Rembang.
Blokade berupa barikade bambu dan kayu yang dipasangi spanduk bertuliskan "Persil No. 60 Luas 43.360 meter persegi, Desa Curah Dukuh, Kecamatan Kraton, Belum Dibayar".
Menurut Munir, perwakilan warga, blokade dilakukan karena pihak PT Transmarga Jatim Pasuruan tak kunjung membayar lahan warga yang sudah dikembangkan menjadi jalan tol tersebut.
"Kami menuntut hak sebagai warga yang lahannya digunakan untuk pembangunan jalan tol ini," buka Munir kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com saat melintas ruas Bangil-Rembang, Rabu (29/6/2016).
Munir bercerita, dia dan sejumlah warga lainnya melakukan blokade sudah empat bulan. Namun, selama itu pula tidak ada respons yang dia terima.
Padahal, dia hanya menuntut PT Transmarga Jatim Pasuruan untuk memenuhi kewajibannya membayar 8 hektar lahan miliknya yang terkena proyek pembangunan.
"Saya 8 hektar, warga lainnya ada yang dua hektar sampai 10 hektar. Kami punya bukti kepemilikan, sementara mereka tidak," tandas Munir.
Menanggapi hal ini, Humas PT Transmarga Jatim Pasuruan Rudi Purwanto membenarkan ada sejumlah warga yang memblokade ruas tol sepanjang 7 kilometer tersebut.
Namun, Rudi tak bersedia memberikan penjelasan perihal aksi warga Curah Dukuh tersebut.
Tentu saja, aksi blokade ini akan mengganggu persiapan ruas Bangil-Rembang dalam menyambut arus mudik dan balik Lebaran 2016.
Namun, menurut dia PT Transmarga Jatim Pasuruan, tetap akan mengupayakan fungsionalisasi ruas jalan tol ini.
"Kendati kami terua mengupayakan operasionalisasi, belum tentu ruas tol ini dibuka besok Kamis (30/6/2016), karena masih menunggu koordinasi dengan kepolisian setempat," tandas Rudi.
Saksikan video perjalanan Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com berikut ini: