KOMPAS.com - Sebuah laporan terbaru dari Deloitte and Meed Projects menyatakan, perencanaan proyek pembangunan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) secara keseluruhan bernilai 337,2 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau senilai lebih dari Rp 4.500 triliun.
Ini artinya nilainya lebih dari dua kali lipat Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar Rp 1.984,1 triliun.
Sementara untuk proyek yang sedang dalam kontruksi nilainya mencapai 53,6 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 716,6 triliun.
Dalam laporannya yang bertajuk "The Dubai Construction Pulse," Deloitte and Meed Projects menganalisa berbagai macam sektor pembangunan.
Mereka menemukan mayoritas pembangunan yang direncanakan dan sedang dibangun adalah sektor residensial dengan nilai estimasi sebesar 66,4 miliar dollar AS atau Rp 887,7 triliun.
Harga residensial atau perumahan di Dubai sendiri jatuh hampir 10 persen pada akhir tahun 2015 dan memiliki kemungkinan terus melunak pada tahun ini.
Kendati ada perlambatan dalam jual beli properti, Direktur Umum Dubai Land Department, Sultan Butti bin Mejren mengatakan minggu ini mereka telah mencatat penjualan senilai 68 miliar dirham atau sekitar Rp 246,9 triliun hanya dalam 53 hari.
Sementara itu total aktivitas pengembangan hotel dan sektor rekreasi diestimasikan senilai 21,2 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 283,5 triliun, baik proyek yang sudah atau direncanakan akan dibangun.
Menurut Departemen Pariwisata Dubai, pemerintah menargetkan kedatangan 20 juta turis per tahun hingga 2020 nanti. Pertumbuhan pengunjung yang bermalam di Dubai semenjak 2010 naik 9,2 persen per tahun dan jika tren itu terus berlanjut maka target 20 juta turis bisa terpenuhi.
Kedatangan wisatawan tumbuh moderat
Laporan Deloitte and Meed Projects memprediksi pertumbuhan kedatangan turis tidak akan terlalu banyak pada tahun ini dengan level tingkat hunian turun hingga 70 sampai 75 persen.
Di sektor ritel, total pengembangan yang ada senilai 15,33 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 204 triliun. Pertumbuhannya sendiri akan datar pada tahun ini walaupun status Dubai sebagai destinasi global ritel akan tetap sama.
"Sejumlah investasi yang dilakukan untuk kebanyakan ekonomi mapan, tetapi untuk pasar berkembang seperti Dubai, mereka adalah figur-figur luar biasa yang memberikan bukti bahwa ekonomi Dubai makin beragam," sebut laporan tersebut.
Direktur Deloitte Corporate Finance Ltd, Ben Hughes mengatakan di samping ada kekhawatiran keamanan regional dan gangguan ekonomi makro, Dubai tetap melanjutkan kecepatannya dalam pembangunan beberapa proyek pada kuartal I 2016 termasuk Palm Gateway Towers, Fase II Atlantis Resort dan Dubai Creek Harbour.
Proyek-proyek besar yang diumumkan pada bulan pertama 2016 antara lain adalah Fase II Hotel Atlantis di Palm Jumeirah senilai 840 juta dollar AS (Rp 11,2 triliun), Palm Gateway Towers senilai 380 juta dollar AS (Rp 5,1 triliun), ICD Brookfield Place senilai 370 juta dollar AS (Rp 4,9 triliun), dan Hotel Mandarin Oriental senilai 190 juta dollar AS (Rp 2,5 triliun).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.