Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 30 Triliun Bakal Mengucur di Losari

Kompas.com - 15/05/2015, 12:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Megaproyek bertajuk Center Point of Indonesia (CPI) yang berada di kawasan pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, diprediksi menelan dana konstruksi lebih dari Rp 30 triliun.

Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk, Harun Hajadi, mengungkapkan estimasi biaya pembangunan atau gross development value (GDV) CPI tersebut kepada Kompas.com, Jumat (15/5/2015).

"Nilai GDV tersebut di luar reklamasi. Untuk pembangunan reklamasinya saja kami perkirakan sekitar Rp 3,5 triliun," ujar Harun.

PT Ciputra Surya Tbk digandeng PT Yasmin Bumi Asri selaku pemenang tender investasi pembangunan CPI. Menurut Direktur PT Yasmin Bumi Asri, Adityawarman M Kouwagam, proyek CPI bakal menjadi ikon Kota Makassar.

Pembangunannya saat ini sudah sesuai jadwal. Hal ini ditandai dengan sejumlah pekerjaan konstruksi dan reklamasi (penimbunan laut) yang telah dan sedang dikerjakan.

Terkait dipilihnya Ciputra Group yang digandeng untuk membentuk kerja sama operasi atau joint operation (JO) Ciputra Yasmin ialah karena proyek ini berskala besar dengan tantangan yang kompleks.

"Kami sepakat bekerja sama untuk melengkapi kekuatan yang dimiliki kedua belah pihak. Kami juga telah mengantongi izin-izin lengkap dari instansi terkait," tutur Adityawarman.

Penanggung Jawab Kawasan CPI Soeprapto Budisantoso menambahkan, proyek CPI merupakan bagian dari rancangan induk Kawasan Bisnis Global Terpadu seluas 1.000 hektar.

Berdasarkan perjanjian kerja sama (PKS) antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan dan PT Yasmin Bumi Asri, sekitar 50 hektar lahan reklamasi tersebut akan diserahkan kepada Pemprov Sulsel dari total keseluruhan pengembangan kawasan CPI seluas 157 hektar.

"Berbagai fasilitas umum, seperti masjid besar, area terbuka hijau (taman interaktif), kantor pemerintahan, pantai buatan, dan lain-lain akan dibangun di atas lahan 50 hektar tersebut," ungkap Soeprapto.

Selebihnya, di atas lahan sekitar 107 hektar, JO Ciputra Yasmin akan mengembangkan kota baru bertajuk CitraLand City Losari Makassar sebagai kawasan modern terintegrasi yang terdiri dari area permukiman dan area komersial (pusat belanja, hotel, apartemen, perkantoran, dan lain-lain).

Skala besar

Praktis, sejak kota mandiri Tanjung Bunga yang dibesut pada 1996 oleh PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk, tidak ada lagi pengembangan besar lainnya di Makassar. Hingga kemudian masuk PT Ciputra Surya Tbk dengan mengakuisisi CPI dan mengusung CitraLand City Losari Makassar.

Sebelumnya, sempat mencuat Green OSO City juga di kawasan Tanjung Bunga yang diinisiasi OSO Group dengan nilai investasi kurang lebih Rp 3 triliun. Di dalam Green OSO City rencananya akan dibangun ruang konvensi besar standar internasional yang digarap PT Nusa Dua Indonesia. Sayangnya, hingga saat ini Green OSO City belum menampakkan kemajuan berarti.

Harun menjelaskan, lebih banyak pengembangan akan lebih bagus buat Makassar. Pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia ini akan lebih ramai, dan dinamis. Seperti toko emas, Harun mengibaratkan, kalau berdiri sendiri akan biasa-biasa saja. Namun, jika diramaikan oleh banyak toko, akan lebih hidup, dan masyarakat punya banyak pilihan.

"Makassar bakal jadi daerah dengan magnitude besar. Apalagi, selain kami, ada juga Agung Podomoro Group," tandas Harun.

Masuknya PT Ciputra Surya Tbk., tambah Harun, termotivasi oleh pasar Makassar yang bagus. Sama halnya dengan Surabaya, Makassar bukan kota yang tergantung pada bisnis komoditi. Kota ini adalah kota perdagangan yang sudah terbentuk sejak ratusan tahun lalu.

"Kawasannya besar, dan akan menjadi waterfront city karena di dalamnya akan dilengkapi dengan perumahan, apartemen, ruang komersial termasuk hotel, perkantoran, sekolah, perguruan tinggi, dan obyek pariwisata," pungkas Harun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau