Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Macet, Distribusikan Pusat Bisnis dan Komersial Secara Merata

Kompas.com - 15/02/2015, 20:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap hari, pusat kota Jakarta dipadati karyawan dan pekerja yang berasal dari Jakarta dan kota-kota satelitnya Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Mereka berangkat dari kediamannya dalam waktu bersamaan. Alhasil, macet pun tidak terhindarkan. Mereka terpaksa menghabiskan banyak waktu di perjalanan.

Kemacetan yang dialami para pekerja dan karyawan tersebut, menurut Ketua DPD REI DKI Jakarta Amran Nukman, sangat tidak efisien. Dia kemudian menyarankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendistribusikan pusat-pusat bisnis dan komersial, tidak hanya di pusat kota Jakarta.

"Pemerintah lupa. Jakarta kan luas. Harusnya ada penyebaran, tidak perlulah warga Bekasi jauh-jauh ke (Jakarta) Pusat di tengah. Kalau itu bisa dilaksanakan, maka akan ideal," ujar Amran di sela-sela pembukaan Indonesia Property Expo 2015 di Jakarta, Sabtu (14/2/2015).

Amran menjelaskan, zaman dulu pemerintah mungkin masih bisa memisahkan pusat bisnis dan perumahan di Jakarta. Sekarang, pandangan tersebut perlu dievaluasi karena terbukti malah menimbulkan kemacetan. Dengan demikian, pemerintah perlu menyebar pusat bisnis dan perbelanjaan, supaya tidak terkonsentrasi di Jakarta Pusat.

"Orang Bekasi memenuhi kebutuhannya datang ke pusat belanja di pusat. Itu bikin macet. Maka yang paling aktual, pemerintah bisa mengakomodasi penyebaran. Misalnya di daerah (Jakarta) Timur. Pemerintah giat membangun JORR (Jakarta Outter Ring Road) misalnya, yang membentang ke Cakung. Kenapa (Cakung) itu tidak bisa dieksplorasi lebih dalam?" jelas Amran.

Namun begitu, Amran mengaku, untuk mengeksplorasi suatu daerah memang membutuhkan penataan ruang yang mumpuni. Untuk kepentingan tersebut, Pemprov DKI yang memiliki dinas terkait yaitu Dinas Penataan Ruang, dapat memaksimalkannya.

Dinas Penataan Ruang ini, menurut Amran, harus meninjau ulang konsep permukiman dan bisnis yang terpisah. Pasalnya, pemisahan ini justru tidak efisien dan efektif, menghabiskan banyak tenaga, dan ongkos transportasi.

"Pemprov DKI Jakarta harusnya bisa mengakomodasi, memikirkan ulang penyebaran pusat aktivitas. Kenyataannya, Timur belum dieksplorasi maksimal. Sekarang justru terhalang tata ruang yang ada," tandas Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com