Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Kelahiran Baru Kota Tua Jakarta

Kompas.com - 13/02/2015, 20:08 WIB
Callista Oktavia Lembing

Penulis

KOMPAS.com - Empat bulan lalu Museum Sejarah Jakarta atau lebih dikenal Museum Fatahillah baru saja melalui proses konservasi dan dibuka kembali awal bulan Februari ini. Salah satu perubahan dapat Anda lihat dari museum itu adalah munculnya ruangan temporer.

Ruangan tersebut berisi koleksi berjudul “Jakarta Old Town Reborn” atau "Kelahiran Baru Kota Tua Jakarta". Sesuai namanya, koleksi-koleksi di dalam ruangan itu berisi perencanaan atau visi dari Museum Sejarah Jakarta untuk masa depan mereka. Ada sketsa atau maket gedung baru atau bentuk yang akan dikonstruksi.

"Saya sudah dua kali datang ke sini dan menurut saya ruang temporernya keren banget, kayak satu-satunya yang modern di antara barang-barang tua. Kalau lihat bentuk gedung museum yang didesain bikin kepengin langsung jadi," kata Rini, seorang mahasiswi, kepada KOMPAS.com, Kamis (12/2/2015).

Koleksi di ruangan temporer tidak dipamerkan di dalam kaca seperti koleksi tua lainnya. Tetapi dalam bentuk papan informasi (information booth) dengan gambar-gambar tiga dimensi. Beragam informasi dipaparkan di sini, mulai gambar visual museum Sejarah Jakarta di masa depan hingga pembuatan konsep galeri di bawah tanah.

Salah satu desain menarik adalah desain gedung Samudera yang roboh pada 2012 lalu dan sampai sekarang belum direnovasi. Rencananya akan ada pembangunan kembali namun menggunakan bambu.

Pameran ini berlangsung hingga akhir bulan Maret. Para pengunjungnya tetap harus membayar tiket masuk untuk melihat koleksi ini.

kompas.com/Callista.o.Lembing Rencana Ruang Tata Pamer Museum Sejarah Jakarta yang Baru

Anda juga dapat melihat rencana ruang tata pamer baru yang terletak di ruangan Islam. Ruangan ini menunjukan beberapa koleksi pada masa-masa Islam muncul.

Saat ini hanya sedikit koleksi dipamerkan akibat dari konservasi, selain juga karena belum siapnya ruang tata pamer baru itu. Namun, ada hal menarik lain tetap dapat Anda lihat, yaitu ruang konservasi.

Pemandu museum Yosep mengatakan bahwa memang tampaknya menujukkan baut atau paku yang sudah tua ini tampak sepele. Namun, mereka yakin jika para pengunjung mengetahui yang telah diganti demi menjaga kelangsungan gedung museum ini sehingga mereka lebih bisa menghargai museum.

Ruangan konservasi ini menduduki ruangan yang sebelumnya digunakan untuk menunjukan koleksi islam dan litografi. Namun, karena banyaknya koleksi konservasi yang dipamerkan akhirnya digunakanlah dua ruangan ini.

Memang, sangat disarankan untuk memakai pemandu ketika masuk ke dalam museum karena masih ada beberapa koleksi yang tidak memiliki informasi. Pemandu museum sangat informatif dan berpengetahuan luas sehingga ia akan menceritakan banyak sejarah, bahkan mengenai koleksi yang terkadang tidak dipamerkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau