Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Efisiensi dan Kemakmuran, Kota-kota Harus Dirancang Ulang

Kompas.com - 06/02/2015, 07:16 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Merancang ulang kota-kota dengan tingkat kepadatan populasi dan kendaraan yang tinggi bukan perkara mudah. Terlebih di negara berkembang. Anggaran pemerintah telah dialokasikan sebagian besar untuk pengembangan infrastruktur terutama jalan.

Bahkan, selama 15 tahun ke depan, sekitar 90 triliun dollar AS (Rp 1.133.176,5 triliun), mayoritas akan diinvestasikan dalam bidang infrastruktur. Sisanya untuk pertanian dan sistem energi dunia.

Namun demikian, kesadaran untuk membuat kesejahteraan warga lebih baik tampaknya lebih mengemuka melalui ide merancang ulang perkotaan. Salah satu tantangan terbesar adalah upaya menghapus keberadaan mobil di dalam kota.

Sebanyak 24 pemimpin dari kalangan pemerintah, bisnis, keuangan dan ekonomi di 19 negara sepakat, biaya tersebut harus dipergunakan secara maksimal.

Para pemimpin yang membuat rekomendasi ini merupakan bagian dari Komisi Ekonomi dan Iklim Global, yaitu Lord Nicholas Stern, Co-Chair dan Al Gore. Belakangan ini, ide terakhir di Forum Ekonomi Dunia di Davos, disusun bersama-sama dengan mantan Presiden Meksiko, Felipe Calderon.

Calderon mengatakan bahwa kota-kota di dunia harus dirancang ulang sehingga meniadakan mobil.

"Kita tidak bisa memiliki kota-kota dengan kepadatan rendah, jika dirancang untuk penggunaan mobil. Kami merekomendasikan kota-kota sebaiknya lebih banyak diisi oleh transportasi massal," ujar Calderon.

Meski begitu, uang dengan jumlah besar ini harus digunakan dengan bijaksana. Mereka kini tengah membujuk semua wali kota di seluruh dunia agar merancang kota-kota baru. Dengan cara ini, diharapkan efisiensi dan kemakmuran bagi warga akan lebih baik lagi.

Sementara itu, sebanyak 75 persen dari infrastruktur yang akan diberlakukan pada tahun 2050 belum tersedia, sehingga keputusan yang dibuat sekarang bisa berakibat jangka panjang.

"Kesalahan yang kami buat di Meksiko adalah saat membiarkan kota berkembang sesuai keinginannya, dan kini hasilnya berantakan," kata Calderon.

Ia berharap, para wali kota yang tengah menjabat tidak mengulang kesalahan tersebut.

Adapun gagasan dari Commission’s New Climate Economy, diluncurkan akhir September 2015 sebelum KTT perubahan iklim di New York.

Sistem yang berkualitas

Sistem transportasi yang terintegrasi dengan perencanaan bisa mengurangi emisi dan membuat jalan menjadi lebih aman. Untuk diketahui, lebih dari 1,2 juta orang meninggal dalam kecelakaan lalu liintas di seluruh dunia. Angka ini setara dengan delapan pesawat Boeing 747 yang mengalami kecelakaan setiap hari.

Selain itu, dengan sistem perencanaan yang baik, 23 persen emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh transportasi, juga akan berkurang.

Sebagai contoh, sistem Metrocable Medellin telah mengubah perjalanan dari daerah pegunungan menuju pusat kota yang memakan waktu berhari-hari, menjadi hanya 30 menit saja. Dengan pengurangan waktu tempuh ini, energi yang dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit

Sementara itu, laporan terbaru dari Traffic Safety on Bus Priority Systems menunjukkan bahwa sistem transportasi publik yang berkualitas tinggi dapat meningkatkan keselamatan lalu lintas, mengurangi cedera dan kematian sebanyak 50 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com