Biro Statistik Nasional menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan catatan terbesar sejak Januari 2011. Harga rumah masing-masing di Shanghai dan selatan Guangzhou turun 0,6 persen sejak Mei lalu. Ini penurunan terbesar sejak Januari 2011, saat turun 0,4 persen di Shenzhen. Harga rumah juga turun 1,7 persen di timur kota Hangzhou dan ini dinilai penurunan bulanan yang terbesar di antara semua kota.
"Masalah terbesar pada industri properti China saat ini adalah bahwa pasokan perumahan terlalu tinggi," kata Liu Li-Gang, ekonom Greater China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Hong Kong dalam sebuah wawancara telepon.
"Tapi penurunan masih tidak terlalu besar. Dengan sedikit perlambatan, ekonomi diharapkan stabil, dan pasar properti secara bertahap juga akan stabil," tambahnya.
Beberapa kota di Cina saat ini memang mulai mengurangi pembatasan properti untuk merangsang pasar lokal, sedangkan pengembang telah memotong harga sejak Maret lalu untuk memikat pembeli.
Berdasarkan laporan seorang sumber kepada 21st Century Business Herald, Menteri Perumahan Chen Zhenggao sendiri telah mendesak kota-kota untuk mengurangi tingginya persediaan perumahan "dengan segala cara". Akibat "booming" itu, pemerintah setempat dapat menetapkan kebijakan untuk menstabilkan pasar properti mereka berdasarkan kondisi lokal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.